Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Sepotong Cerita 'Perjuangan' Budi Anduk Melawan Sakitnya di RS Dharmais

Keceriaan itu Budi Anduk tularkan ke sekitarnya, termasuk ke pasien dan keluarga pasien yang cenderung jengah saat mengantre di RS Dharmais.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Sepotong Cerita 'Perjuangan' Budi Anduk Melawan Sakitnya di RS Dharmais
ISTIMEWA
Foto kenangan Budi Anduk dengan Asep Hendra (kiri) dan Yogo Prastowo (kanan), keluarga pasien Rumah Sakit Kanker Dharmais saat menjalani proses pengobatan di sana. 

TRIBUNNEWS.COM - Kabar duka datang dari jagat lawak Indonesia.

Komedian Budi Prihatin alias Budi Anduk mengembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta Barat, Senin (11/1/2016) sekitar pukul 14.30 WIB.

Budi diketahui meninggal dunia karena penyakit kanker paru-paru yang telah mencapai stadium empat.

Kabar tersebut disampaikan sejawatnya, komedian Bopak Castello saat ditemui di rumah duka almarhum, Jalan Inkaso No. 5, Jatiwaringin, Jakarta Timur.

"Budi sakit kanker paru-paru. Pas dicek sudah stadium empat. Tapi, dia nggak mau merasakan sakit. Dia nggak pernah ngeluh, dia selalu bilang dia sehat," kata Bopak.

Ucapan Bopak tersebut juga diakui oleh Yogo Prastowo, seorang keluarga pasien RSKD yang sempat beberapa kali bertemu dan berbincang dengan almarhum saat mengantre proses administrasi BPJS medio Agustus hingga Oktober 2015 silam.

BACA: Budi Anduk, Komedian Bersahaja yang Tak Sungkan Antre BPJS di RS Dharmais

BERITA TERKAIT

Budi, kata Yogo, memang tak sungkan untuk ikut mengantre BPJS seperti lazimnya pasien awam meski dia merupakan selebrita.

Pun, kata Yogo, menyandang status sebagai figur yang sering muncul di layar kaca tak membuat Budi ogah membaur.

Budi tetap bersahaja dan mau meladeni siapapun yang menyapanya.

Yogo juga menyebut, meski terlihat pucat, komedian lulusan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada 1991 ini tetap berpembawaan ceria.

Keceriaan itu Budi Anduk tularkan ke sekitarnya, termasuk ke pasien dan keluarga pasien yang cenderung jengah saat mengantre.

Maklum, saat itu sistem antre di rumah sakit tersebut belumlah seteratur saat ini.

"Beliau akrab sama pasien dan keluarga pasien lainnya. Gak milih-milih lah. Walaupun sakit tapi masih kelihatan happy, tetap ngebanyol sehingga suasana jadi ceria," ujar Yogo.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas