Deddy Corbuzier Bicara Kebebasan Pers Indonesia
Hari Pers Nasional (HPN) yang diperingati setiap 9 Februari menjadi perhatian para selebriti tanah air.
Editor: Anita K Wardhani
![Deddy Corbuzier Bicara Kebebasan Pers Indonesia](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/deddy-corbuzier_20160209_205250.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Pers Nasional (HPN) yang diperingati setiap 9 Februari menjadi perhatian para selebriti tanah air.
Sepak terjang media saat ini menjadi bahan perbincangan, terutama jika menyangkut isu politik ataupun sesuatu yang kontoversi.
Para pekerja jurnalistikpun tak lepas dari sorota. Pemburu berita dianggap kadang mengabaikan asas perimbanga.
Deddy Corbuzier misalkan mengaku bingung dengan berkembangnya industri pers di tanah air.
Pria berkepala plontos ini mengaku kebingungan dengan sosok wartawa di Indonesia.
"Menurut saya wartawan di Indonesia ini ada 2 sisi. Saya bingung, mereka bisa mengambil segala sesuatu dengan cepat. Tapi, negatifnya, kecepatan ini belum tentu benar," komentar Deddy seperti dikutip Tribunnews.com dari Info Seleb K-Vision.
Terkadang identitas wartawan juga diragukan. "Walau ada wartawan bukan wartawan. Supir mobil, bawa microfon bisa disebut wartawan," canda pria yang tengah dekat dengan Chika Jessica ini.
Terlepas dari kebingungannya, Deddy memandang insan pers secara global bagus. Apalagi didukung sosial media. "Era digital memang harus diikuti," tutupnya.
Bagaimana perasaan para artis ini saat dikejar pemburu berita sampai merasa privasinya terganggu? Bahkan, ada beberapa pekerja hiburan yang berseteru dengan wartawan, seperti kasus Raffi Ahmad dianggap melecehkan profesi wartawan.
Menurut Deddy Corbuzier, semuanya tak bisa dilihat secara umum. "Gini harusnya, kita harus lihat perkasus, dalam pengertian, ada yang salah selebnya, ada yang tersinggung. Ya dimusyawarahkan lah" kata Deddy kepada Info Seleb K-Vision.
Deddy juga mengatakan di era kebebasan pers saat ini sudah seharusnya semua pihak mendukung kinerja pers yang objektif dan cermat.
Presenter yang baru saja menangkap haters asal Jambi ini juga mengingatkan, pekerjaan rumah pers tetap ada.
"Ini Bukan PR buat wartawan, tapi buat companynya. Jangan wartawan disuruh ngejar berita, tapi tidak diberi fasilitas," ucap Deddy lagi.
Tak lupa Deddy memberi ucapan selamat. "Selamat Hari Pers Nasional, semakin jaya dan mampu menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi masyarakat."