Kisah Puteri Indonesia Lingkungan 2016 Melawan Rasa Minder dan Hal tak Menyenangkan
unjuk bakatnya tak berlangsung lancar lantaran adanya kesalahan teknis di piano yang digunakannya.
Penulis: Regina Kunthi Rosary
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Felicia berhasil meraih gelar Puteri Indonesia Lingkungan 2016 dalam Malam Grand Final Puteri Indonesia 2016 pada Jumat (19/02/2016) lalu.
Namun, siapa sangka, perempuan asal Lampung itu mengaku dirinya cukup terbebani dan seringkali merasa minder.
"Sebelum mengikuti karantina, jujur, ada beban dalam diriku. Tahun lalu, perwakilan Lampung masuk lima besar, jadi orang-orang expect me to do better atau setidaknya stay di lima besar," ujar gadis yang akrab disapa Felice itu kepada Tribunnews ketika ditemui di The Sultan Hotel, Jakarta, Sabtu (20/02/2016).
Kendati demikian, setelah pada akhirnya mencicipi kehidupan karantina, Felice mengaku cukup menikmatinya.
Beban yang sebelumnya ia pikul pun perlahan-lahan mulai tak lagi dirasakannya.
Setelah pudarnya perasaan terbebani, muncul masalah baru bagi Felice. Ia mengaku, perasaan minder atau tidak percaya diri kerap kali menyelimuti dirinya.
"Berkompetisi dengan para lawan yang kuat dan terlihat unbeatable seperti kemarin membuat aku minder. Aku sering banget merasa kecil hati. Nggak gampang ikut kompetisi seperti itu," tutur Felice.
Dengan perasaan seperti itu, Felice mengatakan dirinya tak berpikir akan mampu menyabet gelar juara.
Terlebih, pada acara Malam Bakat Puteri Indonesia 2016, Felice harus melewati momen tak menyenangkan yang membuatnya merasa terpuruk.
Ketika itu, diceritakan Felice, unjuk bakatnya tak berlangsung lancar lantaran adanya kesalahan teknis di piano yang digunakannya.
Permainannya pun tak mulus akibat konsentrasi yang buyar.
"Saat itu aku sangat down tapi bagaimana pun tetap harus tersenyum. Dari situ aku berpikir bahwa I'm done. Aku kecewa banget ketika itu," ucap Felice.
Pancaran kesedihan tampak di matanya ketika Felice mengisahkan hal itu. Akan tetapi, dalam beberapa saat ia kembali tersenyum tatkala menceritakan bahwa pada akhirnya hal itu dapat "dikalahkan" olehnya.
Berdasarkan penuturan Felice, menjelang Malam Grand Final, ia terus meyakinkan diri untuk dapat melawan rasa terpuruk dan tak percaya diri.
Tak ada yang dapat ia lakukan, tutur gadis berkulit putih itu, selain selalu bersyukur dan memberikan yang terbaik.
Hambatan dan rintangan seperti tak pernah habis dilalui Felice.
Setelah diumumkan sebagai tiga besar dalam ajang tahunan bergengsi tersebut, Felice kembali mengalami hal yang tak menyenangkan.
Ucapan Felice tampak tersendat ketika menjawab pertanyaan yang diajukan dalam sesi tanya jawab tiga besar.
Bahkan, beberapa kali ia membuat jeda yang cukup lama dalam rentang waktu 60 detik yang diberikan.
"Aku gugup sekali saat itu. Pandanganku ke mana-mana sehingga hilang konsentrasi. Aku juga selalu susah sekali merangkai kata-kata. Itu hal yang aku selalu harus pelajari lagi," ungkapnya.
Alhasil, kejadian itu pun, diakuinya, membuat Felice yakin dirinya akan berada di urutan ketiga, menjadi peraih Runner Up 2.
Ia pun telah pasrah dan berjanji pada diri sendiri untuk menerima kenyataan tersebut.
Maka, tak heran jika raut wajah Felice tampak bingung ketika diumumkan bahwa yang meraih Runner Up 2 bukanlah dirinya, melainkan Intan Aletrino.
Hingga kini pun dirinya mengaku masih tak paham mengapa yang terpilih menjadi Runner Up 1 adalah dirinya.
Setelah dinobatkan sebagai Puteri Indonesia Lingkungan 2016, Felice pun berjanji pada diri sendiri untuk lebih percaya diri dalam setiap kesempatan.
Ia juga bertekad untuk belajar keras demi lancar berbicara di hadapan publik.