Musisi Yogyakarta Konser Musik Gamelan dengan Konsep Pop di Candi Gedong Songo
Alat musik gamelan jawa dimainkan dengan gaya pop di sebuah tempat yang memiliki kisah di masa lalu.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Septiandri Mandariana
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Alat musik gamelan jawa dimainkan dengan gaya pop di sebuah tempat yang memiliki kisah di masa lalu.
Ya, Candi Gedong Songo yang terletak di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang menjadi saksi peristiwa sebuah alat musik tradisional yang dikemas dengan konsep kekinian.
Guyuran hujan tidak menghalangi penampilan belasan musisi Yogyakarta malam itu yang memiliki latar panggung bangunan Candi Gedong Songo.
Rahwana yang diperankan oleh penyanyi pria bernama Sigit ambil bagian menyanyikan sebuah lagu dengan judul "Aku".
Lagu ini menceritakan tentang penggambaran seorang makhluk yang menganggap dirinya paling hebat dalam segala hal. Dengan memamerkan ilmu, harta, dan juga kekuasaan.
Rama yang diperankan oleh penyanyi pria bernama Firdaus masuk panggung, sementara Shinta dan Rahwana mengalah untuk turun panggung sebentar.
Rama pun bernyanyi sebuah lagu berjudul "Satu" yang di antaranya mengisahkan bahwa konteks cinta dalam berpasangan adalah saling membutuhkan.
Hal ini pun harus diperjuangkan jika kedua belah pihak memilikinya dan berkomitmen menjaganya.
Setelah puas bernyanyi "Satu", Shinta pun kembali masuk dengan lagunya berjudul "Penjara Emas" yang mengisahkan tentang segala sesuatu yang kita miliki belum tentu memberika sebuah kebahagiaan, seperti harta dan lainnya.
Tak mau kalah, Chandra yang memerankan sebagai sosok Hanoman ambil bagian dengan menyanyikan lagu "Hanoman Obong".
Keberanian untuk berkata dan berperilaku benar demi mencegah kejahatan menjadi landasan pesan dalam "Hanoman Obong".
Tidak hanya Shinta, Rama, Rahwana dan Hanoman saja yang bernyanyi untuk menyampaikan kisah dalam setiap lagunya, adapun Ipin yang berperan sebagai Wibisana dan Daniel sebagai Semar bernyanyi lagu "Petuah Yang Dianggap Sampah" dan "Eling Lan Waspada".
Mereka tampil masing-masing dan ditutup oelh penampilan dari Rama dan Shinta yang menyanyikan lagu "Sigaraning Nyowo" yang mengisahkan tentang sebuah proses pencapaian dibutuhkan konsistensi kesetiaan, pengorbanan dan keberanian.
Semua itu terlihat dalam sebuah konser yang diberi judul "Towards Gamelan Pop" beberapa hari lalu di Komplek Candi Gedong Songo, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Di hadapan ratusan masyarakat sekitar candi, sambil diguyur hujan mereka setia menyaksikan sebuah konser yang sangat jarang dilihat.
Ditambah gamelan jawa yang mengalun pun dimainkan tidak dengan biasanya. Seluruh pemain musik beserta vokalis ada pemain band yang tidak memiliki basic sebelumnya untuk memainkan alat musik tradisional jawa ini.
"Semuanya ada 11 lagu dan itu saya yang buat semua. Proses konsep, penciptaan 11 lagu sudah dimulai sejak dua tahun lalu untuk mempersiapkan konser Toward Gamelan Popini," ujar Kenny Prehara, Composer konser tersebut kepada Tribun Jogja.
Legenda Ramayana menjadi alur cerita dalam konser yang berlangsung selama satu jam lebih ini. Untuk legenda ini sendiri Kenny katakan butuh waktu yang lama untuk mempelajari legendanya.
Setelah proses pencarian referensi sudah ia dapat, Kenny pun menyisipkan hal-hal yang terjadi di Indonesia, seperti isu lingkungan, sosial politik dan lainnya. (tribunjogja.com)