Trik Ala Yon Koeswoyo Agar Karya Musisi Indonesia Tak Dibajak
Saat ini, penjualan karya berbentuk fisik dari musisi Indonesia sedang mengalami penurunan minat beli.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini, penjualan karya berbentuk fisik dari musisi Indonesia sedang mengalami penurunan minat beli.
Penurunan minat beli tersebutlah yang membuat banyak label yang melakukan kerjasama dengan distributor bajakan.
Hal ini ditanggapi serius oleh vokalis Koes Plus, Yon Koeswoyo. Menurutnya, beda jaman beda penjualan dan kualitas.
"Mending kembali lagi ke piringan hitam, kan gak bisa dibajak yah? Cuman harganya mahal," ucap Yon Koeswoyo kepada wartawan usai mengisi acara 'Konser Musik Nasional' di Transmedia dikawasan Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (28/3/2016) malam.
Om Yon--panggilan Yon Koeswoyo--menambahkan, tidak usah membicarakan mengenai penjualan karya.
Saat ini, menurut Om Yon, musisi Indonesia berlomba-lomba menonjolkan karyanya tanpa menciptakan karakter.
"Jaman dulu kan cuman ada beberapa band termasuk Koes Plus. Tapi semuanya ngikutin kami karena kami lah yang punya ciri khas," katanya.Vokalis berusia 75 tahun ini berharap, musisi atau grup band penerus Indonesia harus memiliki karakter.
"Menggali seni atau etnik budaya Indonesia. Sampe sekarang belum ada band yang bawakan etnik Indonesia," tegasnya.
Koes Plus adalah grup musik Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock n' roll Indonesia.
Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil di pentas musik, dengan membawakan lagu - lagu lama mereka, walaupun hanya tinggal Yon yang aktif. (Wartakotalive.com/Arie Puji Waluyo)