Hasil Penyelidikan Polisi, Penyanyi Prince Tewas Akibat Obat Pereda Rasa Sakit
Berdasar penyelidikan polisi, obat penghilang rasa sakit itu sudah dikonsumsi Prince sejak seminggu sebelum kematiannya
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Meski sempat beredar kabar kalau penyanyi Prince diduga kuat tewas akibat ovesdosis, namun polisi yang menyelidiki kasus ini membantahnya.
Penyanyi beusia 57 tahun itu, berdasar laporan polisi yang dikutip The Sun, meninggal akibat mengonsumsi obat penghilang rasa sakit yang kuat untuk mengobati masalah pinggulnya yang kronis.
Berdasar penyelidikan polisi, obat penghilang rasa sakit itu sudah dikonsumsi Prince sejak seminggu sebelum kematiannya di perumahan Paisley Park, Kamis (21/4/2016) waktu setempat.
Sebelum kematiannya, pekan lalu, Prince menyatakan dia sedang menderita flu. Dan pada 15 April 2016 lalu, dokter rumah sakit memberinya obat pereda rasa sakit untuk masalah nyeri di pinggulnya.
Menurut polisi, obat pereda rasa nyeri itu lah yang menjadi penangkal efek dari banyak obat resep, seperti Percocet (acetaminophen dengan oxycodone), yang sebelumnya telah diresepkan kepada Prince.
Menjelang kematiannya, Prince ditemukan tergelatak di dalam lift rumahnya, dan dinyatakan tewas beberapa menit kemudian.
"Saya telah diberitahu bahwa Pangeran menggunakan obat untuk menangani masalah nyeri,” ujar salah satu mantan rekan bisnis Prince, yang tidak mau disebutkan namanya.
"Sebelumnya, di telah terlihat sangat lemah akibat gejala flu dan pneumonia. Ketika ia pertama kali ditemukan tewas, teman-teman yang melihatnya mengatakan dia memiliki tanda-tanda mengalami pneumonia,” lanjutnya.
"Mereka jelas sadar akan perhatian publik pada penyelidikan dan ingin mendapatkan hal yang benar,” ujar satu lainnya.
"Pertanyaannya sekarang adalah siapa yang memberikan dia obat penghilang rasa sakit itu,” tanyanya.
Seperti diberitakan, Prince dikabarkan meninggal dunia di kediamannya di Minnesota, Amerika Serikat.
Juru bicara Prince mengatakan, sang vokalis meninggal pada usia 57 tahun.
Pihak kepolisian disebut menerima panggilan darurat dari kediaman Prince di perumahan Paisley Park, Kamis (21/4/2016) waktu setempat.
Meski beredar kabar kalau kematian Prince akibat overdosis, penyebab pasti kematiannya masih dalam penyelidikan polisi.
Untuk diketahui, Prince mulai menjadi superstar dunia pada era 1980-an, dengan album Purple Rain dan Sign O' the Times.
Dia sukses menjual lebih dari 100 juta kopi album rekaman sepanjang kariernya.
Sebagai vokalis, pencipta lagu, aranjer, dan multi-instrumentalist, Prince tercatat pernah menghasilkan lebih dari 30 album, termasuk karya terbaiknya, Let's Go Crazy dan When Doves Cry.
Minggu lalu, Prince sempat dilarikan ke rumah sakit, beberapa jam setelah tampil di atas panggung.
Namun, tak lama kemudian, dia sudah diperkenankan pulang. (Banjarmasin Post/Muhammad Yamani)