Tayang Perdana, The Angry Birds Mampu Raup 43 Juta Dolar AS
Film animasi yang lama ditunggu kehadirannya, The Angry Birds Movie, akhirnya rilis di Indonesia mulai 13 Mei 2016.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Anita K Wardhani
Kisah berpusat pada Red, burung merah, pemarah dan suka mengamuk. Hingga pada suatu peristiwa berujung pada Red harus mengikuti kelas manajemen kemarahan atas perintah pengadilan Pulau Burung.
Di sana, dia bertemu dengan Chuck, Terence, dan Bomb yang juga bermasalah mengendalikan kekuatan mereka.
Chuck yang suka ngebut sembarangan, Bomb yang kadang meledak semena-mena, dan si kalem tapi seram, Terence. Mereka diajar oleh guru Matilda, burung putih.
Sampai kemudian, ketenteraman Pulau Burung terusik dengan kedatangan babi-babi hijau dengan kapal besar.
Warga Pulau Burung yang berpandangan tamu seharusnya diperlakukan dengan ramah dan baik menyambut para babi hijau.
Apalagi babi-babi hijau bermulut manis, suka menggelar pesta, dan memberi hadiah.
Red sebal ketika warga Pulau Burung juga tak memercayai hasil penyelidikan Red bersama teman-temannya bahwa babi-babi hijau itu akan berniat buruk kepada warga pulau. Red dan teman-temannya lalu mengompori warga Pulau Burung untuk marah dan melawan para babi.
Kisah The Angry Birds Movie terbilang sederhana, mudah diikuti, tetapi mengena.
Dalam sebuah wawancara di kanal video khusus film Movies Ireland, sutradara Fergal yang asal Irlandia mengatakan, kesederhanaan gim itu juga yang memberikan keleluasaan bagi sutradara untuk menciptakan dunia baru bagi film Angry Bird dan karakter-karakternya.
Fergal sendiri menyatakan tertarik menggarap Angry Bird lantaran naskahnya yang komedik
Karakter-karakter tiga dimensi yang kuat dan khas juga berhasil diciptakan.
Para pengisi suara ikut menguatkan para karakter, seperti Jason Sudeikis (Red), Sean Penn (Terence), Maya Rudolph (Matilda), Danny McBride (Bomb), Josh Gad (Chuck), serta Peter Dinklage (Mighty Eagle).
"Menerjemahkan" gim ke layar lebar merupakan tantangan tersendiri. Kreator mesti menghidupkan karakter dan kisah dalam gim yang sudah kadung menancap dibenak para pemain gim.
Hal itu sekaligus menjadi "pagar-pagar" yang dapat membenglenggu dan membatasi kreativitas.