Renny Djajoesman Luncurkan Album Reliji
Artis penyanyi kawakan Renny Djajoesman, luncurkan album religi berjudul 'Sujud', bertempat di Masjid Pondok Indah Jakarta Selatan
Editor: FX Ismanto
Laporan Wartawan Warta Kota, Nur Ichsan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Artis penyanyi kawakan Renny Djajoesman, luncurkan album religi berjudul 'Sujud', bertempat di Masjid Pondok Indah Jakarta Selatan, Senin (13/6). Tentu kita bertanya-tanya, seorang Renny Djajoesman, yang sudah dikenal karakter dan penampilannya meluncurkan album di sebuah masjid?
Jangan salah, Renny tidak sedang meluncurkan album lagu-lagu rock, jenis musik yang dulu akrab dengannya, melainkan sebuah album reliji berjudul “Sujud”. Dan penampilan Renny kali ini sangat jauh berbeda dengan kostumnya ketika ia masih disebut sebagai lady rocker yang kerap mengenakan jins ketat dan baju tentara.
Kali ini Renny mengenakan busana muslim yang menutupi seluruh tubuhnya dari kepala hingga kaki, kecuali di bagian wajah dan telapak tangan masih terbuka.
Penampilan Renny saat ini merupakan dampak dari perubahan yang dialami dalam dirinya sejak tahun 2014. Renny yang dulu dikenal urakan, dekat dengan kehidupan duniawi, berubah 180 derajat. Kini ia berusaha kembali dengan Penciptanya, dengan menekuni kehidupan yang sesuai dengan akidah Islam, agama yang dipeluknya.
Menurut model kawakan Ratih Sanggarwati yang ikut hadir di Masjid Pondok Indah, Reni telah dibawa masuk ke dunia demit , dunia setan terlebih dulu, ternyata Allah punya tugas baginya untuk melakukan hal itu
Itulah alasan-alasan mengapa Renny kali ini meluncurkan album reliji berlabel “Sujud” yang berisi 9 lagu. Dari beberapa lagu yang dirangkum dalam albumnya itu. Di dalamnya terdapat lagu “Padamu Aku Bergantung” yang pernah dibawakan oleh Gito Rollies almarhum, dan sajak “Doa” karya Chairil Anwar yang dilagukan.
Khusus tentang lagu “Doa” yang diangkat dari sajak karya Chairil Anwar, wartawan senior Yudhistira Massardi mengatakan semua sajak Chairil Anwar tidak bisa ditafsirkan sampai sekarang karena begitu kayanya. Dan Renny bersama teman-teman pemusik memberi penafsiran yang baru.
“Tetapi puisi Chairil Anwar itu mempunya kekuatan dari sisi irama sehingga merangsang untuk mengeluarkan bunyi melodi dalam setiap katanya, sehingga memudahkan peluang untuk memunculkan melodi baru dari setiap melodi dari setiap suku kata, tiap larik yang ditulis oleh Chiril Anwar.
“Renny menyanyikan lagu ini dengan pronounce yang begitu panjang, perjalanan seninya begitu panjang selama 30 tahun sebagai pemain drama, pembaca puisi, pembaca sastra kemudian masuk ke dalam musik. Ketika ruang musiknya diberi keleluasaan dia masuk sepenuhnya. Jadi ketika lagu “Doa” ini dinyanyikan menjadi sebuah karya yang istimewa.
Eva, puteri Chariil Anwar yang hadir di Masjid Pondok Indah mengatakan sajak ini banyak yang bisa diinterpretasikan. Setiap orang bisa menginterpretasikan seperti sajak “Doa” dan “Aku”. “Berkali-kali saya di mobil saya memasang lagu itu. Dengan interpretasi Mbak Reny dengan apa yang dilagukan, menjadi musikalisasi saya tidak kecewa, dan menurut saya bagus, sukses, karena begitulah nafasnya Chairil Anwar (Eva menyebut nama ayahnya dengan nama, karena begitulah pesan almarhum menurutnya).
Album reliji merupakan bentuk ekspresi Renny Djajoesman yang kini telah bermetamorfosir dari seorang manusia yang hidup dalam kegelapan, (san)