Lady Rocker Itu Tak Lagi Bercelana Ketat: Sang Legenda Luncurkan Album Reliji
Kali ini Renny mengenakan busana muslim yang menutupi seluruh tubuhnya dari kepala hingga kaki, kecuali di bagian wajah dan telapak tangan masih terbu
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak yang bertanya ketika seorang Renny Djajoesman, yang sudah dikenal karakter dan penampilannya lekat dengan keduniaan meluncurkan album di sebuah Masjid.
Ya, artis penyanyi, pemain teater dan pembaca sajak Renny Djajoesman meluncurkan album di Masjid Pondok Indah Jakarta Selatan, Senin (13/6/2016)
Jangan salah, Renny tidak sedang meluncurkan album lagu-lagu rock, jenis musik yang dulu akrab dengannya, melainkan sebuah album reliji berjudul “Sujud”.
Penampilan Renny kali ini sangat jauh berbeda dengan kostumnya ketika ia masih disebut sebagai lady rocker yang kerap mengenakan jins ketat dan baju tentara.
Kali ini Renny mengenakan busana muslim yang menutupi seluruh tubuhnya dari kepala hingga kaki, kecuali di bagian wajah dan telapak tangan masih terbuka.
Penampilan Renny saat ini merupakan dampak dari perubahan yang dialami dalam dirinya sejak tahun 2014.
Renny yang dulu dikenal urakan, dekat dengan kehidupan duniawi, berubah 180 derajat.
Kini ia berusaha kembali dengan Penciptanya, dengan menekuni kehidupan yang sesuai dengan akidah Islam, agama yang dipeluknya.
Menurut model kawakan Ratih Sanggarwati yang ikut hadir di Masjid Pondok Indah, Reni telah dibawa masuk ke dunia 'demit', dunia setan terlebih dulu, ternyata Allah punya tugas baginya untuk melakukan hal itu.
Itulah alasan-alasan mengapa Renny kali ini meluncurkan album reliji berlabel “Sujud” yang berisi 9 lagu.
Dari beberapa lagu yang dirangkum dalam albumnya itu. Di dalamnya terdapat lagu “Padamu Aku Bergantung” yang pernah dibawakan oleh Gito Rollies almarhum, dan sajak “Doa” karya Chairil Anwar yang dilagukan.
Khusus tentang lagu “Doa” yang diangkat dari sajak karya Chairil Anwar, wartawan senior Yudhistira Massardi mengatakan semua sajak Chairil Anwar tidak bisa ditafsirkan sampai sekarang karena begitu kayanya.
Renny bersama teman-teman pemusik memberi penafsiran yang baru.
“Tetapi puisi Chairil Anwar itu mempunya kekuatan dari sisi irama sehingga merangsang untuk mengeluarkan bunyi melodi dalam setiap katanya, sehingga memudahkan peluang untuk memunculkan melodi baru dari setiap melodi dari setiap suku kata, tiap larik yang ditulis oleh Chiril Anwar.