TRIBUNNEWS.COM, BALI – Momen bulan suci Ramadhan banyak dibuat masyarakat yang menunaikan ibadah puasa menjadi momen terbaik terindah untuk saling berbagi kepada sesama yang saling membutuhkan. Berbagai kegiatan seperti buka puasa dibarengi santunan terlihat digelar dimana-mana termasuk di propinsi Bali.

Salah satunya APPAN atau Asosiasi Pemerhati Panti Asuhan Nusantara telah menggelar buka puasa dan santunan dengan para anak yatim dari 28 Panti binaanya pada hari Sabtu (18/6/2016) lalu di jalan By Pass Ngurah Rai No.191, Sanur, Denpasar, Bali.

“Kegiatan buka puasa bareng ini memang digelar rutin tiap tahunnya, kali ini bernama Bhakti Ramadhan masuk ke-16 tahun dimana Appan berperan penting sebagai fasilitator dan motivator serta mediator didalam menyalurkan dana kemanusiaan sebagai infaq dan sodaqohnya kepada 28 Panti asuhan binaan Appan yang tersebar diseluruh propinsi di Bali,” ujar Lusiana Sanato disela acara berlangsung.

Sebagai ketua umum Appan, wanita yang juga penulis buku "Romantika Sang Jenderal" dari Bali ini menambahkan, momen puasa adalah saat yang tepat bagi asosiasinya untuk berbagai dan berkumpul memberikan sumbangsih dan sumbangan yang dikumpulkan dari para donatur kepada panti asuhan binaanya.

Saat acara yang dihadiri oleh pendiri Appan, H.Supriyanto,HS, Ketua Panitia acara Bhakti Ramadhan, Gede Tata Suhartana S.E., pengurus Panti DRS. Hg. Muh.Hud dan Kapolda Bali, wakil Gubernur Bali serta ustad kondang, Riza Muhammad dan Ketum Appan, Lusiana Sanato. Acara mengundang 28 Panti Asuhan dari seluruh propinsi Bali dengan mendatangkan 2000 anak yatim. Acara diawali dengan dibuka dengan lantunan Ayat Al-Qur’an dari salah satu anak yatim lalu dilanjutkan dengan sambutan dari para pejabat undangan yang hadir.

Menjelang buka puasa, giliran Ustad Riza membuka dengan Tausyiah mengatakan bahwa panti asuhan sangat berperan penting dalam mendidik anak-anak yatim tanpa kedua orang tuanya menjadi mandiri, kuat beriman dan bertaqwa menjadi manusia bermanfaat dan bermartabat untuk masyarakat dan bangsa. “Saya bangga bisa hadir disini dihadapan anak-anak yatim di Bali. Mereka juga penerus bangsa yang harus dididik dan dibina dengan baik oleh Panti Asuhan binaan Appan,” ujar Riza dimintai komentarnya usai memberikan ceramah dan do’a bersama.

Appan terbentuk sejak 26 september 1992 di Denpasar Bali sebagai salah satu LSM yang memiliki fokus programnya untuk meningkatkan Mutu Pengolahan Panti Asuhan Mandiri sebagai Lembaga Pendidikan Generasi Penerus Bangsa yang bertujuan agar dapat tumbuh dan berkembang sebagai SDM – Sumber Daya Manusia yang berintegritas handal dan berwawasan luas baik dibidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi Iptek maupun iman dan ketaqwaan Iman guna mampu mengantisipasi di era moderenisasu dan globalisasi.

“Appan akan naik kelembagaanya dari LSM menjadi Yayasan yang bernama Yayasan Sahabat Appan yang akan menjadi tolok ukur motivasi bagi panti-panti yang lain dalam memenuhi syarat dan kriterianya sebagai panti binaan. Hal itu senada dengan program Panti Asuhan yang disyaratkan oleh Pemerintah sebagai Lembaga Panti yang sehat dan Mandiri,” terang Lusiana.

Salah satu pendiri Appan, H. Supriyanto, HS juga menambahkan, nantinya yayasan Sahabat Appan tak menutup kemungkinan akan memberikan kesempatan kepada Panti non muslim akan diberi kesempatan bergabung dan dibina. “Nantinya bukan saja hanya berfokus di Bali, Appan ingin menjangkau ke Panti-Panti Asuhan diseluruh Indonesia. Itu harapannya sekarang dan masa datang," kata Supriyanto. (*)