Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

PDIP: Pesan Nasionalisme di Film 3 Srikandi

Puluhan kader PDI Perjuangan menonton bareng film '3 Srikandi' di bioskop XXI, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa malam (16/8/2016).

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in PDIP: Pesan Nasionalisme di Film 3 Srikandi
ISTIMEWA
Ketua DPP PDIP Andreas Pareira, sutradara Iman Brotoseno dan aktor utama Reza Rahardian saat nonton bareng Tiga Srikandri di Taman Ismail Marjuki (TIM), Selasa (16/8/2016). 

PDIP: Pesan Nasionalisme di Film '3 Srikandi'

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Puluhan kader PDI Perjuangan menonton bareng film '3 Srikandi' di bioskop XXI, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa malam (16/8/2016).

Hadir dalam tersebut Ketua DPP PDIP Andreas Pareira, sutradara Iman Brotoseno dan aktor utama Reza Rahardian (pemeran Donald Pandiangan, pelatih tim panahan putri Indonesia pada Olimpiade Seoul).

Menurut Andreas, film yang bercerita tentang perjuangan tiga pemanah wanita Indonesia dalam meraih medali pertama di Olimpiade Seoul 1988 ini sangat memberi inspirasi.

"Serta perjuangan, militansi dan komitmen dan kerja keras untuk mencapai mimpi," kata Andreas.

Andreas mengatakan tahu betul prestasi tiga pemanah wanita Indonesia pada 1988 meraih medali perak karena kala itu dia sedang duduk di bangku SMA.

"Kami ramai-ramai menonton dari televisi," kata anggota Komisi I DPR ini.

Berita Rekomendasi

Andreas mengakui Nurfitriyana Saiman (Bunga Citra Lestari), Kusuma Wardhani (Tara Basro) dan Lilies Handayani (Chelsea Islan) memang memberi spirit bagi anak-anak remaja zaman itu.

"Dengan komitmen tinggi, kerja keras, gotong royong, kita bisa berikan suatu kontribusi bagi negeri ini," kata Andreas.

Sementara itu, Iman mengatakan, maksud pengangkatan tema olahraga panah dalam film ini yakni ingin memberi pengetahuan kepada publik bahwa medali pertama yang berhasil diraih Indonesia sejak 36 tahun ikut Olimpiade adalah dari cabang panahan.

"Bukan bulutangkis. Jadi ingin meluruskan sejarah juga," kata Iman.

Iman mengatakan 70 persen dari cerita film perdananya tersebut adalah kisah nyata. Sementara 30 persennya adalah fiksi yang dibuat demi memenuhi selera pasar saat ini.


"Kalau tidak komersial kan jatuhnya dokumenter," kata Iman.

Sebagai pengagum Soekarno, Iman mengatakan tertantang untuk terus membuat film bertemakan nasionalisme.

"Saya akan tetap di genre ini," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas