Modus Gatot Brajamusti Perdaya Delapan Anak Ini , Dijanjikan Jadi Artis Kemudian Diberi Aspat
Delapan anak yang melaporkan Gatot Brajamusti ke KPAI melalui pengacara Elza Syarief, sebelumnya diketahui akan direkrut sebagai penyanyi latar.
Editor: Anita K Wardhani
![Modus Gatot Brajamusti Perdaya Delapan Anak Ini , Dijanjikan Jadi Artis Kemudian Diberi Aspat](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pemeriksaan-gatot-brajamusti_20160901_225704.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh mengungkapkan modus Gatot Brajamusti memperdaya anak di bawah umur untuk tinggal di Padepokan miliknya di Sukabumi.
Disebutkan Asrorun, delapan anak yang melaporkan Gatot Brajamusti ke KPAI melalui pengacara Elza Syarief, sebelumnya diketahui akan direkrut sebagai penyanyi latar guru spiritual vokalis Reza Artamevia.
"Untuk kepentingan artis dan backing vocal. Kalau anak-anak diambil dan direkrut kan seharusnya ada pemberitahuan orangtua," ujar Asrorun di kantor KPAI di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/9/2016).
Janji akan diorbitkan sebagai artis membuat anak-anak di bawah umur tersebut percaya dan bersedia tinggal di padepokan Gatot di Sukabumi, Jawa Barat.
"Saksi lain menyatakan itu (dijanjikan), dia hadir di situ untuk kepentingan artis. Kalau enggak, enggak hanya sekadar kongkow-kongkow kan?" kata Asrorun.
Namun, di padepokan itu Gatot diduga memberikan aspat yang belakangan diketahui sebagai narkotika jenis sabu tersebut kepada anak-anak.
"Kemudian dugaan paparan narkotikanya yang rata-rata pada saat interaksi di padepokan itu seluruhnya diberi sabu-sabu, yang dikatakan sebagai aspat itu. Dan soal aspat terkonfirmasi pada saat kami ke BNN. Ini pada hakikatnya bukan aspat karena sudah positif dilakukan tes laboratorium, itu adalah sabu-sabu dan ada yang ekstasi," jelas Asrorun.
Keterangan ini dihimpun KPAI dari beberapa saksi yang juga turut hadir bersama artis peran Elma Theana, yakni orang-orang dekat yang mengetahui bagaimana kehidupan di padepokan.
"Tadi tidak hanya Elma ada beberapa saksi juga, orang yang pernah hidup sangat dekat di lingkungan itu, bahkan ada yang disebut anak angkat, inisial D yang tahu proses-proses kehidupan di padepokan," tutur Asrorun.