TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring penangkapan musisi Ahmad Dhani oleh polisi atas dugaan makar, istri dan anak-anak pendiri grup band Dewa 19 itu tak bisa ditemui.

Orang-orang yang berada di rumah Ahmad Dhani mengaku tidak tahu keberadaan Mulan Jameela maupun Al Ghazal dan adik-adiknya.

Pantauan Tribunnews pada Jumat sore di rumah Ahmad Dhani, sejumlah sepeda motor diparkir di kanan dan kiri pintu gerbang. Selain itu, ada mobil yang diparkir berjajar di dekat sepeda-sepeda motor itu.

Pintu gerbang yang terbuka lebar memperlihatkan dua mobil warna hitam terparkir di garasi. Sementara, tiga pria berbincang di dekat pintu gerbang rumah calon wakil Bupati Bekasi itu.

Ketika ditanya tentang penangkapan Ahmad Dhani, salah satu pria mengatakan tak tahu-menahu mengenai penangkapan Ahmad Dhani.

"Wah, nggak tahu. Bisa ditelepon langsung ke Mas Dhani atau manajernya mungkin," ujarnya.

Sementara dua laki-laki lainnya enggan sama sekali tak berbicara dan justru menundukkan kepala seakan menghindari kontak mata dengan wartawan.

Ketika ditanya keberadaan Mulan Jameela dan anak-anak Dhani, laki-laki tersebut kembali menjawab tidak tahu. "Nggak tahu. Saya juga baru sampai di sini," kilahnya.

Sementara itu, istri Sri Bintang Pamungkas, Ernalia Sri Bintang, Jumat sore datang ke Markas Komando (Mako) Brimob di Kelapa Dua, Kota Depok, Jawa Barat. Namun Ernalia tak langsung diizinkan bertemu Bintang.

Ernalia mempertanyakan penangkapan suaminya. Menurut Ernalia, tidak mungkin Bintang terlibat makar.

"Mau makar pakai apa? Korek api, kembang api? Makar kan pakai senjata. Suami saya pakai pulpen dan otaknya," katanya

Ernalia juga mengaku merasa dibohongi polisi. Menurut dia, pada pada awalnya penyidik mengatakan akan membawa Bintang ke Markas Polda Metro Jaya di Semanggi, Jakarta Selatan.

"Katanya mau dibawa ke Polda, tapi dibawa ke sini (Mako Brimob). Saya merasa dibohongi," ucap Ernalia.

Ernalia menuturkan, suaminya tidak terlibat perencanaan makar. Menurut dia, pada Kamis (1/12/2016), Bintang bersama Dahlia Zein mengantarkan surat ke Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan ke Markas Besar TNI di Cilangkap.