Jadi Korban Media Abal-abal, Eko Patrio Curhat ke Dewan Pers
Eko berharap dirinya saja yang jadi korban. Untuk selanjutnya, ia menyerahkan masalah tersebut kepada pihak kepolisian.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eko Patrio mengapresiasi langkah Dewan Pers yang membantunya, terkait pemberitaan miring tentang dirinya beberapa waktu lalu.
Eko menjelaskan, bahwa ia harus melakukan klarifikasi terhadap pemberitaan miring tersebut, karena menyangkut nama baiknya di dunia politik.
"Saya adalah korban cyber dari media abal-abal. Saya mengklarifikasi dan menindaklanjuti hal ini harus mendapat surat tembusan, maka saya ke Dewan Pers," katanya, ditemui di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (21/12/2016).
Langkah Anggota DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini ke Dewan Pers, guna mengetahui tujuh media tersebut terdaftar atau tidak.
"Kalau terdaftar saya meminta hak jawab. Kalau tidak, yang menyikapi, ya pihak kepolisian," ucapnya.
Dewan Pers pun memberikan lampiran riset dan penyelidikannya kepada Eko, guna membantu permasalahannya yang sudah semakin panjang.
"Saya mendapat lampiran dari dewan pers bahwa tujuh media yang memberitakan tentang saya, benar-benar salah. Berangkat dari situ, saya ingin menjelaskan, ini kejahatan cyber," sambungnya.
Eko berharap dirinya saja yang jadi korban. Untuk selanjutnya, ia menyerahkan masalah tersebut kepada pihak kepolisian.
Sebelumnya, Eko dipanggil polisi terkait pernyataannya yang dipelintir beberapa media. Di berita itu, ia seolah menyebut peristiwa bom bekasi sebagai pengalihan isu kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).(*)