Sebut Wajah Ganteng Putranya Tak Pantas Melawak, Mastur Takut Tersaingi?
Ahmad Syaiful, putra komedian dan aktor Mastur, berkeinginan untuk mengikuti jejak sang ayah dalam dunia hiburan Tanah Air.
Penulis: Regina Kunthi Rosary
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahmad Syaiful, putra komedian dan aktor Mastur, berkeinginan untuk mengikuti jejak sang ayah dalam dunia hiburan Tanah Air.
Kendati demikian, Mastur menilai putranya tersebut tak pantas menjadi seorang pelawak atau komedian.
Sembari berkelakar, Mastur berujar bahwa hal itu ialah lantaran Ahmad Syaiful berwajah tampan.
"Cuma, dia (Ahmad Syaiful) kalau di dunia lawak mungkin nggak bisa, ya. Terbiasa beda, kan. Dari muka juga beda, kan. Kalau ini mah ganteng, gue jelek. Hahaha. Dia, kalau mau ngelawak, mukanya nggak pantes," ujar Mastur diakhiri tawa ketika ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (20/12/2016).
Selain itu, menurut Mastur, kendati mampu berakting, putra sulungnya itu belum memiliki kemampuan melawak.
Terlebih, tak tersedia teori untuk melawak dan harus dipelajari secara otodidak.
"Jadi, kalau dia (Ahmad Syaiful) ngelawak, bukan nggak bisa, ya. Tapi, belum mampu karena ngelawak ini kan nggak ada sekolahnya, improve-nya kuat. Jadi, harus benar-benar dia punya talenta yang kuat. Kalau kayak dia, kan belum mampu," ucap Mastur.
"Ya, yang penting, beda porsi ajalah. Kalau dia (Ahmad Syaiful) bisa ngelawak, ntar gue makan apa?" timpal Mastur diselingi tawa.
Mastur dan Ahmad Syaiful, putra pelawak Mastur ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (20/12/2016).
Namun, saudara komedian Omas dan Mandra itu menampik bahwa dirinya takut merasa tersaingi jika sang anak mampu melawak.
Mastur berkata, dirinya justru akan bangga jika Ahmad Syaiful bisa meneruskan jejaknya dalam dunia lawak.
"Nggaklah. Masa anak bisa ngelawak bapaknya takut kesaing? Malah bangga. Karena apa, dia meneruskan orangtuanya, bisa menjalani atau meneruskan karakter dari orangtuanya. Nggak akan merasa kesaing, malah kita bangga, senang. Toh dia berarti bisa belajar, mampu mengikuti jejak orangtuanya. Malah kalau bisa mah kita dukung terus," tuturnya.