Kevin Aprilio dan Addie MS Jadi Korban Investasi Berisiko Tinggi, Miliaran Rupiah Diduga Raib
"Benar, sih. Tapi, aku belum mau terlalu terbuka soal ini," ucap Kevin Aprilio ketika dihubungi Tribunnews melalui telepon
Penulis: Regina Kunthi Rosary
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musisi muda Kevin Aprilio dan ayah kandungnya, konduktor ternama Addie MS, dikabarkan menjadi korban investasi dengan imbal hasil (return) tinggi.
Saat dikonfirmasi, kepada Tribunnews, Kevin Aprilio membenarkan hal tersebut. Sayangnya, Kevin mengaku masih enggan membeberkan lebih jauh mengenai masalah itu.
"Benar, sih. Tapi, aku belum mau terlalu terbuka soal ini," ucap Kevin Aprilio ketika dihubungi Tribunnews melalui telepon, Jumat (20/1/2017).
Mengenai kabar bahwa dirinya dan Addie MS disebut merugi hingga Rp8,5 miliar pun Kevin Aprilio enggan berkomentar.
Pianis grup musik Vierratale itu hanya memberi kepastian bahwa dirinya dan sang ayah merupakan korban tawaran investasi berimbal hasil tinggi yang dijalankan oleh Tommy Y Simanungkalit.
"Ya... pokoknya, emang korban dari Tommy ini juga," kata Kevin Aprilio sebelum memutuskan sambungan telepon.
Kontan, Jumat (20/1/2017) melansir, Addie MS dan Kevin Aprilio, disebut-sebut turut jadi korban dan kehilangan dana sekitar Rp 8,5 miliar.
Krishna Kolopaking, petinggi di perusahaan swasta, mengungkapkan, dirinya termasuk korban tawaran investasi berimbal hasil tinggi yang dijalankan oleh Tommy Y Simanungkalit dan sang istri Meutia Tandjung.
Ia mengaku kehilangan Rp 2,3 miliar dari investasi ini.
Baca: Hati-hati Tawaran Investasi Berisiko Tinggi Agar Tak Jadi Korban Seperti Pengusaha dan Musisi Ini
Skema investasi yang ditawarkan adalah memutar duit di bursa saham dan valuta asing, khususnya poundsterling.
Dengan investasi minimal Rp 1 miliar, investor dijanjikan mendapatkan imbal hasil berkisar antara 3%-4% per bulan. Makin banyak uang disetor, return lebih tinggi lagi.
Korban lain adalah German Kartasasmita. Pengusaha ini menginvestasikan Rp 2 miliar ke Tommy karena tergiur imbal hasil 4% per bulan.
"Kontraknya tiga bulan sekali dan bisa diperpanjang," ujarnya pada KONTAN, Kamis (19/1/2017).
Adik Wakil Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Ginanjar Kartasasmita ini berinvestasi sejak Oktober 2015. Awalnya, setoran imbal hasil lancar.
Tapi periode kontrak kedua di Desember 2015, pembayaran imbal hasil mulai seret.
Tak hanya Krishna dan German. Kabarnya ada puluhan orang yang ikut menanamkan duit, mulai Rp 2 miliar hingga Rp 8,5 miliar per orang.