Soal Ahok, Begini Kata Dwi Yan: Sopan dan Enak Diajak Ngobrol
Aktor senior Dwi Yanuas Didi alias Dwi Yan kerap bertemu dan berbincang dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Penulis: Regina Kunthi Rosary
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktor senior Dwi Yanuas Didi alias Dwi Yan kerap bertemu dan berbincang dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Selama perbincangan itu Dwi Yan menyebut calon nomor urut satu gubernur DKI Jakarta tersebut sebagai sosok yang sopan dan enak diajak mengobrol.
"Pernah ketemu, sering. Ngobrol dikitlah, ngobrol sembarangan, apa saja. Ternyata orangnya enak. Sopan, orangnya sopan," ujar Dwi Yan ditemui dalam acara Hip Hip Hura di fX Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (21/1/2017).
Dwi Yan satu di antara pendukung Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta pada Februari 2017 mendatang.
Alasannya mendukung Ahok lantaran sang petahana Dwi Yan nilai tegas dan mampu bekerja sebagai gubernur dengan amat baik.
Kendati demikian, menurut Dwi Yan, Ahok, seperti manusia pada umumnya barangkali memang tak sempurna dalam hal kejujuran.
"(Dukung Ahok) karena (Ahok) bisa bekerja, tegas. Kalau jujur, mungkin tidak seratus persen jujur. Kan nggak ada manusia yang jujur seratus persen. Tapi, yang pasti buat Jakarta ini dia bisa bekerja," kata dia.
Ia berbeda pendapat dengan sebagian orang yang tak suka Ahok karena sikapnya yang tegas dan kasar. Sebaliknya, menurut Dwi Yan, kedua sikap tersebut diperlukan pemimpin Jakarta.
"Tegas dan kasar. Sebab, Jakarta kalau nggak dikasarin, susah," ucap Dwi Yan.
Sikap kasar Ahok yang dimaksudkan Dwi Yan bukanlah dalam hal perilaku, melainkan tutur kata. Meski disebut kasar, Ahok diyakininya merupakan seseorang yang baik.
"Tapi, kasar itu kan bukan kasar yang gimana-gimana. Kasar juga ada batasannya, dia. Sekarang, ada orang yang mempergunakan kekasaran Ahok itu jadi senjata. Makanya, kita harus lihat kekasaran Ahok di mana. Kalau cuma dalam hal ngomong, artinya nggak. Orangnya baik, kok, saya tahu," tutur Dwi Yan.
"Setiap manusia pasti banyak kekurangan. Cuma, kan kita nggak tahu. Saya juga nggak terlalu kenal dekat dengan dia. Tapi, kita bisa secara global tahulah kurangnya apa. Orang-orang bilang, kurang etika. Saya bilang, memang orang Sumatera kan begitu, kasar," tambah dia.