Rhoma Irama Menolak Dicalonkan Kembali Sebagai Ketua Umum di Musyawarah Nasional Ke-IV PAMMI
emerintah memilik komitmen untuk memajukan ekonomi kreatif sebagai penggerak perekonomian Nasional
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah memilik komitmen untuk memajukan ekonomi kreatif sebagai penggerak perekonomian Nasional.
Salah satunya melalui musik dangdut sebagai salah satu potensi seni budaya bangsa Indonesia.
Di tengah pesatnya pertumbuhan musisi dan karyanya, masih terjadi beberapa hal yang menjadi persoalan krusial bagi industri musik di Indonesia.
“Yaitu pembajakan, ketimpangan rantai distribusi, regulasi yang belum harmonis, rendahnya kualitas penghargaan musisi, adalah beberapa fakta yang masih menghantui industri musik Indonesia,” ungkap Deputi Bidang Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Ari Juliano Gema, ketika memberi sambutan dalam pembukaan acara Musyawarah Nasional (MUNAS) Ke- IV PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu Dangdut Indonesia), di Convention Center Mercure Hotel, Ancol Jakarta Utara, Jum’at (24/03/2017).
Oleh karena itu, lanjut Ari, upaya menyejahterakan yang telah dilakukan PAMMI melalui Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) RAI (Royalti Anugrah Indonesia), dan ARDI (Anugrah Royalti Dangdut Indonesia), perlu mendapat dukungan.
“Pemerintah akan terus mendorong lembaga manajemen kolektif RAI dan ARDI. Kita bantu sosialisasi ke daerah-daerah hingga nanti hasil pungutan royaltinya bisa optimal,” tandasnya.
Tahun ini menurut Ari, royalti yang terkumpul mencapai 30 miliar. Pencapaian tersebut baru pada sektor jasa hiburan Karaoke.
“Belum termasuk pungutan dari sektor jasa Televisi dan Radio, Hotel dan Restoran, yang potensinya luar biasa. Tahun 2017 kita menargetkan dengan semua potensi yang ada sekitar 100 miliar 100 miliar. Royalti ini kemudian kita bagikan kepada LMK dan kepada para pemusik, pencipta lagu, penyanyi, maupun pemegang hak terkait,” kata Ari.
Hadir pada pembukaan MUNAS Ke- IV PAMMI tersebut, Ketua Umum PAMMI Demisioner, Rhoma Irama, Ketua Dewan Pembina PAMMI, DR. H.R. Agung Laksono, Dewan Pengurus Pusat PAMMI, antara lain Sekjen PAMMI Waskito, yang juga Ketua Lembaga Manajemen Kolektif Royalty Anugerah Indonesia (LMK-RAI), para artis dan musisi, Ikke Nurjanah, Cici Faramida, Jaja Miharja, Siti KDI, Caca Handika, Yus Yunus, Elvi Zubay, Lilin Herlina, Jacky Hasan, Gebby Pareira, Khalid Karim, dan para artis lain anggota PAMMI (Persatuan Artis Musik Melayu-Dangdut Indonesia) dari seluruh Indonesia.
Acara dibuka dengan laporan Ketua Penyelenggara Munas Ke-IV PAMMI, Ikke Nurjanah. Dilanjutkan membacaan kalam Ilahi oleh pedangdut Cici Faramida, serta pembacaan sari tilawah oleh Siti KDI.
Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu Mars PAMMI yang dipandu musisi Hendro Saky.
Ketua Umum PAMMI Demisioner, Rhoma Irama, dalam sambutannya menyampaikan, bahwa yang bersangkutan tidak ingin dicalonkan kembali menjadi Ketua Umum.
“Dengan berbagai pertimbangan saya mohon maaf agar tidak dicalonkan lagi pada Munas kali ini. Saya berharap PAMMI dapat memilih agar ke depan PAMMI dapat dipimpin seorang figur internal dan eksternal yang betul-betul memiliki kapasitas, punya loyalitas dan integritas,” ujar Rhoma.
Pernyataan Rhoma yang tidak bersedia lagi menjadi Ketua Umum PAMMI di depan para peserta Munas, memunculkan spekulasi sejumlah nama yang siap mengisi bursa calon Ketua Umum.
Mereka antara lain Ikke Nurjanah, Cici Faramida, Yus Yunus, Mansyur S, dan Waskito, yang saat ini menduduki jabatan Sekretaris Jenderal PAMMI.