Lomba Akustik Indonesia Mendunia: Wadah Kreativitas Lewat Musik Akustik
Masih relevankah nasionalisme di era digtal seperti sekarang ini? Bagi personel band rock alternatif, Bagus Netral, justru pada era saat ini nasionali
Editor: Toni Bramantoro
Juara pertama diraih oleh peserta atas nama Putra Unyil, juara 2 oleh Rezky Kindo, juara 3 Gandung Bagas, serta juara Favorit Fadil Muhammad.
Kedua juri memutuskan untuk memilih Putra Unyil sebagai pemenang, karena menurut mereka liriknya bukan sekadar slogan, tapi benar-benar menyampaikan point-point apa saja yang membuat Indonesia mendunia. Perspektifnya adalah alam kekayaan hayati Indonesia.
“Ada ngerapnya, ada nyanyinya juga, dan itu perlu kreatifitas yang tinggi menurut gue. Bukan cuma sekadar puitis, namun juga bisa simplify sesuatu yang sangat Indonesia bisa menjadi sebuah keseruan,” ungkap Saykoji.
Bagus Netral melihat sisi positif diadakannya Lomba Akustik ini oleh sebuah perusahaan swasta.
“Gue apresiasi APP dalam memberikan wadah bagi para anak muda yang punya bakat seni untuk berekspresi lewat kompetisi ini, sehingga makin dikenal dan dilihat,” kata Bagus lagi.
Saykoji menambahkan bahwa APP sebagai perusahaan tidak sekadar memiliki persepsi bagaimana menjual produknya, namun juga peduli soal menginvestasikan masa depan negara ini dengan menyediakan wadah buat anak-anak muda untuk berkarya.
“Sangat dibutuhkan perusahaan-perusahaan yang peduli tidak hanya sekadar profit perusahaan, tapi juga melihat profit bangsanya. Itu menjadi nilai plus,” tutur Saykoji.
