TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Undangan pernikahan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution telah dibagikan kepada 8.000 tamu, termasuk ke teman-teman Kahiyang semasa bersekolah di sekolah dasar (SD).

Dahulu Kahiyang bersekolah di SDN Mangkubumen Kidul 16 Surakarta. Informasi yang diperoleh Tribun, Minggu (5/11), ada 30 dari 50 kawan semasa SD Kahiyang yang mendapat surat undangan.

Termasuk teman Kahiyang bernama Dwinita Riani. "Kalau satu kelas kita ada 50 orang sebenarnya, tapi sebelum itu kita dimintai data kayak nama sama gelar pendidikan terakhir," katanya kepada Tribun, Minggu (5/11/2017) sore.

Pada akhirnya, ujar Dwinita, teman-teman SD yang diundang puteri orang nomor 1 di Indonesia tersebut hanya sekitar 30 orang.

Dia mengatakan cukup lama tak bertemu langsung Kahiyang. Namun, menurut Dwinita, teman-teman semasa SD masih sering saling memberi kabar lewat chatting di grup WhatsApp (WA).

"Ya kita masih sering kontak-kontakan tapi memang semua rata-rata sudah tidak di Kota Solo stay-nya," ujar dia.

Baca: Cinta Terlarang Pemandu Lagu Itu Berakhir Tragis Setelah Istri Ryan Pulang

Dwinita Riani mengenang Kahiyang sebagai sosok yang ceria dan humble.

Saat itu, ayah Kahiyang, Joko Widodo (Jokowi) belum menjabat Wali Kota Solo, masih menjadi seorang pengusaha mebel.

"Orangnya supel, humble, ceria." kata Dwinita.

Adapun hal paling diingat oleh Dwinita, Kahiyang sering mengajak ke rumah, temannya yang belum dijemput saat pulang sekolah.

"Dulu dia kan diantar-jemput di sekolah, nah kalau ada teman yang belum dijemput dia suka ngajak untuk pulang ke rumahnya, nanti orang tua jemput ke rumahnya Kahiyang," ujarnya.

Dwinita mengaku pernah diajak Kahiyang untuk ikut pulang ke rumahnya.

Tak terima sumbangan

Mengenai undangan pernikahan Kahiyang, Dwinita mendapatkannya pada Minggu (29/10) lalu.  Undangan itu dititipkan ke salah seorang teman, lalu teman-teman lainnya hanya mengambil.

Dia memperoleh surat undangan untuk sesi pagi, Rabu (8/11/2017) pukul 12.00-13.00 WIB, di Gedung Graha Saba Buana, Sumber, Solo.

Dalam undangan berwarna merah tersebut terdapat pemberitahuan, yakni tamu tidak diperbolehkan memberikan sumbangan dalam bentuk apapun.

"Dengan tanpa mengurangi rasa hormat mohon maaf kami tidak menerima sumbangan dalam bentuk apapun," demikian ditulis.

 Karena dilarang menyumbang, Dwinita Riani dan kawan-kawan mencari siasat lain.

"Mungkin kita satu angkatan akan ngasih karangan bunga saja, karena memang tidak boleh membawa bingkisan," ujarnya.

Dwinita tidak mengetahui alasan tamu undangan tidak diperbolehkan membawa bingkisan atau sumbangan.

"Mungkin karena kalau mendapat bingkisan nanti masuk ke gratifikasi ya," katanya.

"Tetapi kalau kita ngasih kenang-kenangan apa karikatur, mungkin bisa," tambah Dwinita.