3 Momen ‘Paling Membekas’ dari Ajang FFI 2017
Malam penganugerahan Festival Film Indonesia (FFI) 2017 menyisahkan momen-momen terbaik yang membekas bagi para penonton.
Editor: Content Writer
Malam penganugerahan Festival Film Indonesia (FFI) 2017 menyisahkan momen-momen terbaik tak hanya bagi para pemenang, namun juga bagi masyarakat yang menyaksikan acara tersebut pada Sabtu malam (11/11/2017).
Apa sajakah momen-momen tersebut? Berikut yang berhasil dihimpun oleh tim tribunnews.com.
Saat Muhammad Adhiyat Menerima Pemeran Anak Terbaik
Berhasil mencuri perhatian masyarakat atas perannya sebagai Ian, anak tunarungu yang lucu dan menggemaskan dalam film Pengabdi Setan, Muhammad Adhiyat sukses memboyong Piala Citra untuk kategori Pemeran Anak Terbaik dalam FFI 2017.
Saat menerima penghargaan ini pun, Adhiyat mengundang gelak tawa. Bahkan tawa penonton semakin bertambah ketika ia meminta bantuan Nasar Anuz untuk memegang pialanya.
“Kak Bondi (peran Nasar di film Pengabdi Setan) bawain dong tolong,” ujar Adhiyat.
Gelak tawa semakin pecah ketika Adhiyat mengucapkan kata sambutannya.
“Terima kasih, ya Allah, ya Tuhanku. Aku juga berterima kasih sama kedua orangtuaku, mama papaku, sama om Joko dan semua cast Pengabdi Setan, I love you,” ujar Adhiyat dan disambut kembali dengan tepuk tangan serta tawa dari para penonton yang hadir.
Yang Dibutuhkan oleh Aktor ala Yayu Unru
Menerima penghargaan Pemeran Pendukung Pria Terbaik berkat perannya sebagai Ayah Lala (Putri Marino) dalam film Posesif, Yayu Unru mengungkapkan dua hal yang paling dibutuhkan seorang aktor dalam berkarya.
“Yang pasti aktor cuma butuh kesempatan dan uang transport,” ujar Yayu yang mengundang tawa para sineas dan undangan yang hadir malam itu. Ia juga mengucapkan rasa terima kasihnya pada para seniornya.
“Piala ini juga saya persembahkan bagi guru saya, almarhum Didi Petet, almarhum Seno Utoyo. Karena mereka, saya bisa berada disini,” ujar Yayu.
Putri Marino Kalahkan Dian Sastrowardoyo dan Adinia Wirasti
Film Posesif merupakan debut akting Putri Marino dalam dunia perfilman Indonesia. Namun siapa sangka, berkat peran perdana tersebut Putri Marino berhasil mendapatkan penghargaan untuk Pemeran utama Wanita Terbaik FFI 2017. Aktris cantik ini mengalahkan para seniornya, yakni Dian Sastrowardoyo (Kartini) dan Adinia Wirasti (Critical Eleven).
Walaupun terhitung baru, penampilan tak canggung dan totalitas menghayati perannya sebagai Lala di film Posesif sudah bisa diprediksi bakal melejit dan layak diperhitungkan sebagai bintang masa depan.
Penghargaan ini pun menjadi motivasi Putri Marino untuk terus mendalami dunia seni peran. “Piala ini aku jadikan motivasi untuk belajar dan terus belajar lagi ke depannya,” ujar Putri Marino. (*)