Perankan Rakala, Candil Penyulut Perpecahan dan Sentimen Golongan
Candil ikut andil dalam pementasan Drama Musikal Kolosal ‘Tekad Indonesia Jaya’ produksi kerjasama Persatuan Istri Anggota (PIA) TNI-AU
Penulis: FX Ismanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak muda Indonesia memiliki fitrah kolektif berbeda dibanding anak muda di negara lain. Fitrah kolektif ini mendorong anak muda Indonesia condong berkreasi secara kelompok; menguatkan identitas grup. Hal ini terlihat dari keberhasilan Sanggar Swargaloka membangun kognisi anak muda secara kolektif, melalui berbagai karya inovasi, diantaranya seni budaya.
“Cuma sayangnya yang kayak gini ini kurang dieskpos. Acara budaya kurang diangkat. Padahal mereka sangat aware (peduli) banget,” ujar Dian Dipa Chandra, alias Candil ‘Seurieus,’ kepada tribunnews.com usai latihan di Griya Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (21/11/2017).
Candil ikut andil dalam pementasan Drama Musikal Kolosal ‘Tekad Indonesia Jaya’ produksi kerjasama Persatuan Istri Anggota (PIA) TNI-AU Ardhya Garini & Sanggar Swargaloka Jakarta. Pentas seni budaya yang melibatkan ratusan seniman profesional, pelajar, dan mahasiswa ini, akan digelar di The Kasablanka Hall Kuningan Jakarta Selatan, Sabtu 25 November 2017 pukul 20.00 WIB.
Sejak awal keterlibatannya, Candil mengaku terperangah. Di tengah fenomena anak muda millenial dengan berbagai krisis mental, menurutnya, masih ada sekelompok remaja yang kreatif dan produktif dengan kegiatan seni budaya. “Kadang kita menganggap anak muda itu hanya western culture, terlalu millenial, terlalu sosmed; narsis, pamer, tapi ternyata enggak juga. Salah satu wujud konkret karya anak muda adalah pergelaran ini,” ungkapnya bangga.
Candil mengaku senang, sekaligus bangga terlibat di pementasan ini. “Gua yang merasa bukan generasi ‘kids zaman now’ ini luar biasa. Acara ini didominasi anak-anak muda. Aktor dan aktrisnya, penarinya, penyanyinya, pemusiknya, semua anak muda. Mereka bikin gua respect dan terharu. Masih muda-muda, tapi menunjukkan potensi yang sama dengan yang lebih senior,” ungkap Candil.
Satu hal menarik di drama tari musikal kolosal ini, kata Candil, pada dinamika tarian dengan kekayaan gerakan yang bervariasi. “Keren. Ini pementasan keren banget. Sutradara sekaligus koreografernya (Bathara Saverigadi Dewandoro), juga masih muda banget. Walau masih muda, gua salut sama tanggung jawab dia. Profesionalitasnya sudah kelihatan,” ungkap rocker dan aktor yang sudah membintangi belasan film layar lebar ini.
Candil berperan sebagai Rakala, sosok licik, penghasut, dan penyulut perpecahan. “Peran gua menunjukkan potret keadaan saat ini. Satire banget. Menertawakan diri sendiri. Apalagi sekarang lagi rame isu perpecahan; sentimen golongan. Ada pihak menghembuskan isu SARA segala macam. Kita tidak sadar, lupa sejarah, bahwa Indonesia didirikan dari keberagaman,” ungkap Candil, yang juga akan tampil menyanyi sebanyak lima lagu.
Drama Musikal Kolosal ‘Tekad Indonesia Jaya’ disutradarai Bathara Saverigadi Dewandoro, sekaligus bertindak sebagai koreografernya. Floor Director, Irwan Riyadi, Penata Musik, Dedek Wahyudi dan Gregorius Chris Mahendra, Penata Artistik, Lindu Aji, Penata Cahaya, Herry W. Nugroho, Penata Busana, Yani Wulandari, Multi Media, Ican dan Tommy, serta Audio Engineering, Afgha Mulya./*