Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM - Malia Obama, putri pertama mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama terlihat menikmati akhir pekannya di New York, ditemani oleh kekasih tajirnya yang berasal dari Inggris, Rory Farquharson.

Dikutip dari laman Daily Mail, Senin (22/1/2018), Rory pertama kali disorot media saat ia tertangkap mencium putri Barack Obama itu dengan penuh gairah, sebelum dimulainya pertandingan sepakbola Harvard-Yale pada November lalu.

Malia, gadis berusia 19 tahun itu mengambil jeda setahun sebelum memulai studinya di Harvard musim gugur ini, ia bertemu dengan kekasihnya itu di Universitas Ivy League.

Mereka terlihat santai ngobrol dan duduk bersama pada Sabtu sore, 20 Januari 2017, di Soho, New York, saat Rory tengah menikmati sebatang rokok.

Rory tidak bisa mengalihkan pandangannya dari kekasihnya yang cantik itu.

Kebiasaan merokok Rory itu bukan kali pertama saat jalam bersama Malia, karena sebelumnya ia juga pernah merokok saat berjalan bersama putri dari mantan orang nomor satu di Amerika Serikat itu.

Ayah Malia, Barack Obama, juga seorang perokok sebelum memasuki Gedung Putih.

Baca: Jelang Pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle, Warga Windsor Patok Tarif  Sewa Kamar Selangit

Rory, merupakan seorang mantan kapten di Rugby School, salah satu sekolah 'publik' ternama di Inggris.

Menurut orang dalam, Rory dianggap sebagai 'penangkap' yang cukup kompeten dalam olahraga tersebut.

Rugby School menetapkan biaya sekolah sebesar lebih dari $ 42.500 atau £ 32 ribu, sekira Rp 566 jutaan setahun, karena sekolah tersebut dikenal memberikan pelatihan permainan rugby terabaik.

Pria tampan itu pandai memainkan rugby dan masuk dalam video yang diputar dalam Pembukaan Piala Dunia Rugby pada 1015 lalu, bersama Pangeran Harry yang juga tampil dalam klip tersebut.

Pemuda itu juga mewakili sekolah golf, dan juga menjadi anggota Blue Bunsen Society, sebuah klub kimia.

Telihat dari akun Twitter miliknya, Rory juga tampak tertarik mengikuti jejak perbankan sang ayah, Charles Farquharson yang menjabat sebagai seorang Chief Executive dan Direktur di sebuah grup pengelolaan dana investasi di London, Inggris.

Sumber: http://www.dailymail.co.uk