Status Terakhir Yockie Suryo Prayogo: 'Kita Semua Akan Berpulang KepadaNya'
Dalam status terakhir, Yockie Suryo Prayogo sudah mengisyaratkan kepulangannya ke pangkuan Ilahi.
Penulis: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri musik Indonesia kehilangan salah seorang maestronya, dia adalah kibordis dan komposer Yockie Suryo Prayogo.
Ya, Yockie Suryo Prayogo meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten, Senin (5/2/2018) pagi.
Sebelum meninggal, Yockie dikenal aktif di media sosial, salah satunya di akun jejaring Facebook miliknya.
Beragam buah pemikiran dan bait-bait puisi, maupun polah kehidupannya tak jarang diunggah ke akun Facebook miliknya.
Tercatat, status terakhir Yockie Suryo Prayogo diunggah pada 1 November 2017.
Dalam status tersebut, Yockie menuliskan hubungan seseorang dengan Sang Pencipta.
"Hidup ini akan terus berlanjut baik itu engkau tertawa ataupun menangis, karena itu jangan jadikan hidupmu penuh kesedihan yang tidak bermanfaat sama sekali," demikian dicuplik dari status Yockie.
Yockie juga mengisyaratkan 'kepulangannya' dengan menuliskan bahwa semua orang pada akhirnya nanti akan kembali kepada-Nya.
"*Berlapang dadalah*, *maafkanlah*, dan *serahkan urusan manusia kepada Tuhan*, karena engkau, mereka, dan kita semua, semuanya *akan berpulang kepadaNya.*" demikian dimaktub dari status Yockie.
Dalam statusny, Yockie juga mengimbau untuk jangan meninggalkan salat, sebab banyak orang yang sudah meninggal, berharap diberikan satu kali kesempatan untuk bersujud kepada Allat SWT.
"*Jangan tinggalkan sholatmu sekali pun*. Karena di sana, jutaan manusia yang berada di bawah tanah, sedang berharap sekiranya mereka diperbolehkan kembali hidup mereka akan bersujud kepada Allah SWT walau sekali sujud." demikian dicuplik dari status Yockie.
Berikut tulisan lengkap:
Boleh jadi *keterlambatanmu* dari suatu perjalanan adalah *keselamatanmu*
Boleh jadi *tertundanya pernikahanmu* adalah suatu *keberkahan*
Boleh jadi *dipecatnya* engkau dari pekerjaan adalah suatu *maslahat*
Boleh jadi sampai sekarang engkau *belum dikarunia anak* itu adalah *kebaikan dalam hidupmu*.
Boleh jadi engkau *membenci sesuatu* tapi ternyata itu *baik untukmu*, karena *Allah Maha Mengetahui* Sedangkan engkau tidak mengetahui.
Sebab itu, *jangan engkau merasa gundah* terhadap segala sesuatu yang terjadi padamu, karena *semuanya sudah atas izin Allah*
Jangan *banyak mengeluh* karena hanya akan *menambah kegelisahan*.
*Perbanyaklah bersyukur, Alhamdulillah*, itu yang akan *mendatangkan kebahagiaan.*
*Terus ucap alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah*, sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.
*Selama kita masih bisa tidur tanpa obat tidur, kita masih bisa bangun tidur hanya dengan satu bunyi suara, kita terbangun tanpa melihat adanya alat-alat medis yang menempel di tubuh kita, itu pertanda bahwa kita hidup sejahtera.*
*Alhamdulillah,* *Alhamdulillah,* *Alhamdulillah,* ucapkan sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.
*Jangan selalu melihat ke belakang karena disana ada masa lalu yang menghantuimu.*
*Jangan selalu melihat ke depan karena terkadang ada masa depan yang membuatmu gelisah.*
*Namun lihatlah ke atas karena di sana ada Allah yang membuatmu bahagia.*
Tidak harus banyak teman agar engkau menjadi populer, *singa sang raja hutan lebih sering berjalan sendirian.* Tapi kawanan domba selalu bergerombol.
*Jari-jari juga demikian; kelingking, jari manis, jari tengah, jari telunjuk, semuanya berjajar bersampingan kecuali jari jempol dia yang paling jauh diantara keempat itu.*
Namun perhatikan engkau akan terkejut kalau semua jari-jari itu *tidak akan bisa berfungsi dengan baik tanpa adanya jempol yang sendiri*, yang jauh dari mereka.
Karena itu, sebenarnya yang diperhitungkan *bukanlah jumlah teman yang ada di sekelilingmu* akan tetapi banyaknya *cinta dan manfaat* yang ada di sekitarmu, sekalipun engkau jauh dari mereka.
Menyibukkan diri dalam pekerjaan akan menyelamatkan dirimu dari tiga masalah; yaitu *kebosanan, kehinaan, dan kemiskinan*
Aku tidak pernah mengetahui adanya rumus kesuksesan, tapi aku menyadari bahwa *rumus kegagalan adalah sikap "asal semua orang "*
*Teman itu seperti anak tangga*, boleh jadi ia *membawamu ke atas* atau ternyata sebaliknya *membawamu ke bawah*, maka *hati-hatilah anak tangga mana yang sedang engkau lalui.*
Hidup ini akan terus berlanjut baik itu engkau tertawa ataupun menangis, karena itu jangan jadikan hidupmu penuh kesedihan yang tidak bermanfaat sama sekali.
*Berlapang dadalah*, *maafkanlah*, dan *serahkan urusan manusia kepada Tuhan*, karena engkau, mereka, dan kita semua, semuanya *akan berpulang kepadaNya.*
*Jangan tinggalkan sholatmu sekali pun*. Karena di sana, jutaan manusia yang berada di bawah tanah, sedang berharap sekiranya mereka diperbolehkan kembali hidup mereka akan bersujud kepada Allah SWT walau sekali sujud.
*Jangan selalu bersandar pada cinta, karena itu jarang terjadi.*
*Jangan bersandar kepada manusia karena ia akan pergi*.
*Tapi bersandarlah kepada Allah SWT, Tuhan YME, karena Dialah yang menentukan segala sesuatu.*
*Subhanallah wa bihamdihi subhanallah hiladzim.*
Nama-nama seperti almarhum Chrisye dan Guruh Soekarno Putra sudah pernah merasakan 'tangan emas' Yockie Suryo Prayogo dalam mengkomposisi gubahan lagu.
Bersama Chrisye, Yockie menelurkan sejumlah album, sebut saja Sabda Alam, Percik Pesona, Puspa Indah Taman Hati, Pantulan Cinta, Resesi, Metropolitan, dan Nona.
Album-album ini menjadi tonggak munculnya julukan 'pop kreatif' di kancah musik Indonesia.
Yockie pun ikut andil membesarkan nama band rock legendaris God Bless di sejumlah albumnya.
Kepiawaiannya bermain dalam ranah musik yang berbeda, dari rock, sedikit klasik, sedikit jazz, pop, hingga etnik, menjadikan Yockie bak air yang menembus ke ruang dan dimensi apa pun tanpa harus memupuskan jati dirinya.
Yockie mampu berbaur dalam genre musik apa pun tanpa menghilangkan karakternya dalam bermusik.
Selamat jalan Yockie!