5 Fakta Lokananta, Generasi Milenial Wajib Tahu
Nama Lokananta pasti sangat asing bagi generasi milenial. Lokananta adalah studio rekaman yang ada di kota Solo, Jawa Tengah.
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Nama Lokananta pasti sangat asing bagi generasi milenial.
Lokananta adalah studio rekaman yang ada di kota Solo, Jawa Tengah.
Nama Lokananta tak asing bagi para penggemar musik pada era 1960 hingga 1990-an.
Berbagai nama musisi besar lahir melalui perusahaan rekaman pertama ini.
Baca: Kuasa Hukum Fredrich Pasrah Sidang Praperadilan Gugur
Berikut 5 Fakta yang harus diketahui generasi milenial tentang Lokananta:
1. Studio Rekaman Musik Pertama di Indonesia
Berdiri sejak 29 Oktober 1956 pukul 10.00 WIB.
Sekarang, pada tahun 2018 usianya sudah 62 tahun.
Operator studio sekaligus teknisi suara, Rudi Lehhor menerangkan kepada Tribun Jateng, Lokananta merupakan studio rekaman pertama kali di Indonesia.
2. Melahirkan Banyak Musisi Hebat
Nama-nama musisi legendaris seperti Gesang, Waldjinah, Titiek Puspa, Bing Slamet, dan Sam Saimun 'terlahir' di Lokananta.
Rekaman suara Pidato Bung Karno tersimpan di ruangan khusus piringan hitam, Lokananta, Solo, Jawa Tengah.
3. Audio Recording Sama dengan yang Ada di BCC London
Audio recording hanya ada dua di dunia, yang pertama di Lokananta dan kedua di BBC London.
Dulunya, suara yang diperdengarkan di Radio Republik Indonesia dahulu kala merupakan kiriman dari Lokananta.
"Di sini ruang mixing, matering bagi sound engginering. Mixernya di sini cuma ada dua tok masih dipakai di dunia. Satu di BBC London, satunya di Lokananta,", jelas Rudi Lehhor operator studio sekaligus teknisi suara di Lokananta.
Konsol musik yang kini dipertahankan di Lokananta ini rencananya pernah akan dimuseumkan.
Tentu saja ide tersebut di tentang oleh Rudi.
Argumen penolakan pun ia lontarkan.
4. Ruang studio di Lokananta yang Tak Kalah Kualitasnya dengan Abbey Road Studio di Inggris
Rudi menjelaskan akustik ruang yang ada di studio betul-betul mewah.
Diffuser yang ditata di studio ini juga dipakai di Abbey Road Studio, Inggris.
Sering dipakai oleh Muse kalau di sana.
Kalau di sini, akustiknya lebih gede dan ruangannya lebih tinggi daripada yang di Inggris, hanya seperempatnya.
Bahkan ada ahli musik dari luar negeri yang penasaran ingin membuktikan, papar pria berambut gondrong ini.
5. Pusat Mahakarya yang Mulai Redup
Dilansir Kompas.com, setiap barang di Lokananta bagaikan emas yang terkubur.
Salah satunya adalah ruangan penyimpanan koleksi piringan hitam.
Ruangan ini adalah pusat mahakarya musik di era kelahirannya.
Lima rak terbuat dari besi berjajar menampung ribuan piringan hitam.
Namun di dalam ruangan cukup terasa pengap.
Debu-debu serasa menyelundup ke paru-paru.
Bahkan suhu ruangannya cukup panas, tidak mendukung penyimpangan koleksi piringan hitam.
Kondisi ini jika tidak dibenahi akan berakibat pada kerusakan koleksi yang disimpan di sini.
Namun tak perlu menunggu lama, kerusakannya dapat langsung terlihat.
Sampul piringan hitam sudah dimakan rayap dan menguning.
Koleksi-koleksi bersejarah ini seperti terlupakan. (Tribun-video.com/ Yulita Futty Hapsari)