Pasukan Oranye Bakal Diminta Nonton Film Takut Kawin Oleh Sandiaga Uno
Sandiaga Uno berjanji akan mengerahkan petugas penangananya prasarana dan sarana umum (PPSU) atau lebih dikenal dengan pasukan oranye untuk menonton
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demi suksesnya film Takut Kawin yang bakal beredar di bioskop mulai tanggal 8 Maret 2018 Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno berjanji akan mengerahkan petugas penangananya prasarana dan sarana umum (PPSU) atau lebih dikenal dengan pasukan oranye untuk menonton film besutan sutradara Syaiful Drajat itu.
"Akan kami instruksikan agar pasukan orange yang jumlahnya dua puluh ribu orang untuk nobar film Takut Kawin," ungkap Sandiaga Uno ketika acara makan malam bareng artis film Takut Kawin di Balai kota Senin malam (12/2/2018)
Selain akan mengerahkan pasukan oranye, Sandiaga juga berjanji akan meminta PNS dilingkungan Pemprov DKI Jakarta untuk ramai-ramai nonton film yang di bintangi Harjunot Ali, Indah Permatasari, Babe Cabita, Asri Welas, Denny Chandra dll itu.
"Kalau kepada PNS Pemprov DKI yang jumlahnya Tujuh Puluh Ribu sifat nya himbauan. Tapi insya Allah kalau banyak yang nonton industri film akan terus tumbuh. Ini yang kami harapkan," kata Wagub yang juga pengusaha sukses itu.
Mendengar janji Sandiaga Uno, Nasrul Warid selaku produser Amanah Surga Produksi merasa senang dan bersyukur.
"Upaya kami minta support kepada Pemprov DKI Jakarta direspon dengan baik. Kalau himbauan wagub di patuhi artinya film ini akan ditonton setidaknya seratus ribu, lumayan. Tapi kami berharap Takut Kawin bisa ditonton tiga juta orang. Insha Allah," kata produser yang sukses dengan sinetron Ganteng Ganteng Serigala ini.
Sementara Harjunot Ali sebagai pemain utama, mengaku senang mendengar suport dari orang nomor dua di DKI Jakarta itu.
"Politic Will Pemprov DKI penting, tidak sekedar himbauan menonton tapi perlu banyak dukungan lain. Misalnya menurunkan pajak tontonan, agar para kreator film bisa bergerak bebas. Pun dengan perijinan yang selama ini banyak dikeluhkan para pelaku industri film terlalu ribet dan bertele-tele harus segera dibenahi," tuturnya.