Amanda Rawles Setuju dengan Perjodohan, Tapi Ada Syaratnya
Kata perjodohan dalam sebuah hubungan, kadang terdengar menakutkan. Namun tidak demikian bagi Amanda Rawles.
Penulis: Nurul Hanna
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurul Hanna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kata perjodohan dalam sebuah hubungan, kadang terdengar menakutkan. Namun tidak demikian bagi Amanda Rawles.
Ia memiliki pendapat perbeda soal perjodohan. Lantas, apakah Amanda rela dijodohkan dengan orang lain?
“Mungkin dengan kalimat perjodohan sendiri itu kayak paksaan,” ungkap Amanda mula-mula, saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Namun Amanda berpendapat, perjodohan bukan selalu soal pemaksaan.
Menurut Amanda bisa saja seorang kerabat atau orang tua menjodohkan anaknya, lantaran mengenal sosok pendamping yang dianggap lebih baik.
Baca: Mengaku Ikhlas, Sarita Abdul Mukti Tak Ingin Menghalangi Kebahagiaan Faisal Harris dan Jennifer Dunn
Maka, perjodohan tidak berarti memaksakan kehendak. Namun hanya sekadar menyarankan seseorang untuk berkenalan.
“Tapi ada juga yang, beberapa keluarga perjodohan itu yang dimaksud adalah ‘aku punya temen dan dia punya anak nih, mau gak kamu (mengenal dia),’ jadi lebih ke suggest,” ungkap Amanda.
Ia juga mengakui, dirinya termasuk orang yang menyetujui konsep persetujuan tersebut. Sebab baginya, perjodohan di masa kini berbeda dengan puluhan tahun silam.
“Menurut aku, aku setuju sih karena orang tua ngasih pilihan yang terbaiklah tapi ga dipaksa. Kalau jaman dulu kan engga kamu harus sama dia,” tegasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.