Ulama NU Jawa Timur Persilakan Program Karma ANTV Tetap Tayang, Tapi dengan Catatan Ini
Sebelumnya, para ulama NU Jawa Timur mengeluarkan fatwa haram terhadap tayangan Karma di ANTV.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - ANTV mengapresiasi dan berterima kasih atas masukan dari berbagai pihak untuk program tayangan Karma.
"ANTV selalu membuka diri terhadap berbagai masukan terkait tayangannya. Insya Allah masukan tersebut akan menjadi bahan evaluasi internal di ANTV ke depan," ucap Manager Corporate Communication ANTV Nugroho Agung Prasetyo, dalam keterangannya seperti diterima Tribunnews.com, Kamis (2/8/2018).
Sebelumnya, para ulama Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur mengeluarkan fatwa haram terhadap tayangan Karma, karena dinilai mengandung unsur-unsur arrof atau kahin (ramalan), seperti diberitakan Tribunstyle.com yang mengutip surya.co.id.
Selain itu, Karma ANTV juga dinilai mempunyai unsur-unsur menyebarluaskan aib orang lain.
Baca: Ulama NU Jawa Timur Memutuskan Bahwa Acara Karma ANTV Dinyatakan Haram, Berikut Alasan Lengkapnya!
Fatwa tersebut dikeluarkan melalui bahtsul masail (forum diskusi para ulama) di perhelatan Konferensi Wilayah NU Jatim di Ponpes Lirboyo, Kota Kediri.
Terkait hal itu, pihak ANTV telah bertemu dengan Ketua Tanfiziah PBNU KH Robikin dan Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar di kantor PBNU. Pertemuan itu dilakukan untuk menjelaskan terkait program Karma.
"Alhamdulillah, kami banyak belajar dari guru-guru kami, untuk lebih hati-hati dalam memberikan inspirasi kehidupan kepada pemirsa," lanjut Agung.
Dari pertemuan itu, KH Robikin dan KH Marzuki Mustamar memahami niat baik ANTV menghadirkan Karma, yang ingin berbagi pelajaran hidup agar pemirsanya lebih baik ke depannya.
Di sisi lain, ANTV juga mendapatkan sejumlah masukan dari kedua ulama tersebut, untuk melakukan evaluasi dan perbaikan. Tujuannya, agar tayangan Karma jadi lebih baik dan memiliki manfaat untuk pemirsanya.
KH Marzuki Mustamar, dikutip dari chanel ANTV News Plus di Youtube, mempersilakan ANTV tetap menanyangkan program Karma untuk diambil pelajarannya, agar orang dapat mengevaluasi diri menjadi lebih baik.
"Tapi sisi negatifnya bisa dikurangi, dengan cara tidak usah menyebut identitas terang-terangan. Kalau bisa orang yang diminta menceritakan masa lalunya yang enggak baik, kalau bisa ditutupi wajahnya," ucap KH Marzuki.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.