Pendapat Indro Warkop Soal Redupnya Eksistensi Grup Lawak
Sekarang grup lawak nyaris tidak ada yang baru. Yang banyak hanya komika atau komedian tunggal.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Sekitar tahun 1970 sampai 2000-an dunia hiburan Indonesia diramaikan oleh banyak grup lawak.
Pada kurun waktu tersebut, banyak grup lawak lahir, seperti Kwartet Jaya, Warkop, Jayakarta Grup, Bagito, dan Patrio adalah beberapa diantaranya.
Terakhir kali euforia kehadiran grup lawak terjadi pada pertengahan era 2000-an ketika salah satu stasiun televisi swasta mengadakan acara audisi grup lawak, jebolannya yang sempat terkenal adalah SOS, Bajaj, dan Limau.
Namun kini, eksistensi grup lawak perlahan mulai redup dan nyaris tak ada yang tersisa. Komedian tunggal atau stand up comedy menggantikannya.
Menurut Indro Warkop, hal tersebut terjadi karena perubahan zaman yang lebih bebas berekspresi.
“Gejala sosial sih ya, sekarang kan lebih pada zaman yang bebas banget ya, berbeda dikit bikin bendera (grup lawak) baru, bukan hanya bubar, tapi terus pindah sana, loncat sana, loncat sini,” ucap Indro Warkop ketika ditemui di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (21/8/2018).
Indro mengungkapkan, mempertahankan grup lawak bukanlah hal mudah. Langgengnya kebersamaan Warkop, menurut dia, adalah sebuah kebetulan.
“Kebetulannya gini, kebetulan kita dari latar belakang yang sama, jadinya pemikiran dan yang lainnya match,” kata Indro.
Indro menambahkan, agar tak mudah pecah karena perselisihan, sebuah grup lawak harus memiliki satu ikatan yang kuat.
“Buktinya Kasino, Dono pernah enggak ngomong tiga tahun, tapi tetap syuting bareng. Siapa yang tahu, siapa yang lihat, soalnya Warkop itu di atasnya Indonesia. Indonesia tetap, kita berbeda kok, kita enggak harus sama, tapi ngapain juga harus menghujat,” ucap Indro.
Indro pun bersyukur atas kelanggengan Warkop dan menganggapnya sebagai sebuah anugerah.
“Kebetulan kita lagi main-main terus jadi grup lawak dan legend, itu yang harus disyukuri,” kata Indro.(*)
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indro Warkop: Sekarang Zaman yang Lebih Bebas"