Belum Bicara Sejak Ratna Sarumpaet Terjerat Kasus Hoax, Ini Kata Atiqah Hasiholan Tentang Sosok Ibu
Ketika aktivis Ratna Sarumpaet mengaku menyebarkan berita palsu pada Rabu (3/10/2018), nama putrinya Atiqah Hasiholan turut menjadi pembicaraan.
Editor: Anita K Wardhani
"Entah kenapa aku tiba-tiba kepingin ikut berteater lagi." Setelah dicasting dan digembleng sang ibu, akhirnya dia mendapatkan peran di pertunjukan itu.
Atiqah mengakui, awal terjun ke dunia seni peran, dia merasa kemampuannya jauh di bawah rata-rata. "Awalnya culun banget, dialog maksa, kaku banget. Tapi aku digembleng sama ibu," kisah putri dari Ratna dan Achmad Fahmy Alhady ini.
Barometer bangsa
Gemblengan sang ibu berhasil, faktor kerja keras juga berandil. "Apa pun yang aku lakukan kujalani dengan serius, sampai akhirnya aku menikmati proses berteater itu," ujar Atiqah. Apresiasi luar biasa dari penonton dan media cukup membuat dia memutuskan untuk terjun ke dunia seni peran lebih serius lagi.
Sampai saat ini, sudah belasan film dia bintangi, selain terlibat dalam berbagai Pementasan teater. Namanya selalu muncul sebagai nominasi di berbagai penghargaan film. "Nominasi terus sih, mungkin dapet penghargaan sebagai nominasi terbanyak, ha-ha-ha!" kelakar Atiqah.
Atiqah mengungkapkan, masih banyak hasrat terpendam yang ingin dia jajal. "Masih banyak karakter yang ingin saya mainkan," kata dia tertantang. Selain itu, "Saya juga pengen mengharumkan nama bangsa dari perfilman," katanya penuh semangat.
Semangat nasionalisme yang menggebu itu muncul karena beberapa peran yang dia lakoni dari beberapa film yang bernapaskan nasionalisme dan cinta Tanah Air. Atiqah mengungkapkan, keterlibatannya dalam beberapa film seperti itu meningkatkan kepedulian dan kesensitifan terhadap hal yang diangkat oleh film tersebut.
"Mungkin selama ini kita sekadar tahu saja, tapi ketika terlibat dengan proyek yang membicarakan hal tersebut, kita jadi lebih aware," ungkap wanita kelahiran 3 Januari 1982 ini.
Seperti apa yang dilakukan sang ibu yang terus aktif menyuarakan perjuangannya membela kemanusiaan dan keadilan, Atiqah juga melakukan hal yang sama.
"Saya menggunakan cara yang berbeda. Saya sebisa mungkin terlibat di film yang selain menghibur tapi juga ada faktor-faktor lain yang membangun (kesadaran terhadap suatu hal -Red.)," ujar Atiqah.
"Bagi saya, film adalah alat yang vital dan powerful untuk membentuk mindset masyarakat," kata Atiqah. Dia berharap, jagat perfilman Indonesia diisi dengan film berkualitas, karena menjadi barometer sebuah bangsa.
"Kita bisa menilai suatu bangsa dari perfilmannya. Saya bersyukur masih banyak pembuat film yang tidak kapok dan konsisten memberikan kontribusi baik untuk perfilman Indonesia," kata Atiqah menutup obrolan sore itu.
===