Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Ava DuVernay, Perempuan Kulit Hitam yang Bikin Sejarah di Hollywood

Dia juga menorehkan sejarah sebagai perempuan kulit hitam pertama yang menjadi sutradara sebuah film berbujet 100 juta dollar Amerika Serikat

Penulis: Deodatus Pradipto
zoom-in Ava DuVernay, Perempuan Kulit Hitam yang Bikin Sejarah di Hollywood
Toronto Star/Vince Talotta
Ava DuVernay 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ava DuVernay sepertinya ditakdirkan untuk menorehkan sejarah. Kariernya di industri film Hollywood penuh sejarah yang ditorehkan menggunakan tinta emas.

DuVernay pernah menjadi sutradara perempuan kulit hitam pertama yang masuk nominasi Golden Globe.

Dia juga menorehkan sejarah sebagai perempuan kulit hitam pertama yang menjadi sutradara sebuah film berbujet 100 juta dollar Amerika Serikat, setara Rp 1,3 triliun, lewat film A Wrinkle in Time.

Kini perempuan berusia 45 tahun itu kembali menorehkan sejarah. DuVernay menjadi sutradara film serial New Gods dari DC Comics.

Lewat film ini DuVernay jadi perempuan kulit hitam pertama, dan kedua setelah Patty Jenkins (Wonder Woman, red) yang menjadi sutradara film DC.

Tahun lalu DuVernay mengungkap dirinya termasuk seorang penggemar New Gods. Big Barda adalah superheroine favorit DuVernay.

Karier Ava DuVernay penuh sejarah berkaitan dengan latar belakang rasnya. Ini terjadi tidak lepas dari komitmennya untuk membuka kesempatan yang besar kepada kelompok yang dimarjinalkan di Hollywood.

Berita Rekomendasi

Di film Wrinkle in Time misalnya. Para aktor yang terlibat sangat beragam dan dia memilih seorang perempuan kulit hitam muda menjadi karakter utama.

Pada 2011 DuVernay memulai African American Film Festival Releasing Movement (AFFRM). Tujuan dari gerakan ini adalah memberikan dukungan kepada orang-orang kulit hitam, perempuan, dan pembuat film independen.

Lewat AFFRM dia ingin menghubungkan para pembuat film yang kurang terwakilkan di distribusi film arus utama dengan penonton yang ingin melihat karya mereka.

"Saya produk dari itu. Jika film-film saya tidak didistribusikan lewat AFFRM dan Array, saya tidak akan pernah mendapat kesempatan membuat Selma atau yang lainnya yang saya kerjakan sekarang," ujar DuVernay kepada Indiewire.

"Penting untuk memberikan peluang kepada para pembuat film, memberikan kesempatan kepada mereka untuk mendapatkan penonton," imbuh perempuan asal California itu.

Sungguh besar dedikasi Ava DuVernay untuk menjalankan AFFRM. Dia bahkan harus merogoh kantongnya sendiri untuk membiayai operasional AFFRM . Tiga tahun lalu, tanpa sponsor dan hibah, AFFRM dijalankan oleh 30 orang tenaga sukarela dan bantuan dari organisasi dan museum di Amerika Serikat.

Dedikasi dan perhatian Ava DuVernay terhadap keberagaman dan keadilan di industri film bukan mencerminkan rasa frustrasi. Sebaliknya, fokus DuVernay justru menjadi simbol kebebasan.

"Film-film saya bukan hasil frustrasi, tapi kemerdekaan. Saya benar-benar memiliki pandangan yang berbeda soal itu," kata DuVernay.

Ava DuVernay sangat tegas dalam menyampaikan tekadnya. Menurut DuVernay tidak ada orang lain yang bisa menghentikan dia dari apa yang ingin dia lakukan.

"Ada terlalu banyak contoh di dalam keluarga saya, komunitas saya, sejarah sejarah, soal orang melakukan apa yang harus dituntaskan ketika mereka ingin menuntaskan," ujar DuVernay.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas