Knight Kris Jadi Salah Satu Nominator Piala Citra 2018 Kategori Film Animasi Terbaik
Film ini menang di Cartoon on Bay di Italia, London Independent Film Awards di Inggris, dan jadi jawara dalam ajang Calcutta Film Festival di India
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri film animasi lokal patut berbangga.
Knight Kris, film animasi anak yang diproduksi Viva Fantasia Animation telah mencatatkan sederet prestasi di kancah dunia.
Film ini sendiri diproduseri oleh Kurniawan Biantoro dan Johanes Paulus.
Prestasi gemilang Knight Krist, dimulai saat berhasil memenangi Piala Maya 2017.
Lalu, film ini juga berturut-turut menjadi pemenang dalam ajang Cartoon on Bay di Italia, London Independent Film Awards di Inggris, dan menjadi jawara dalam ajang Calcutta Film Festival di India.
Film ini juga menjadi kandidat juara dalam sejumlah penghargaan bagi insan perfilman dunia, seperti Guro Kids Film Festival (GUKIF) 2018 di Korea Selatan, Seoul International Cartoon and Animation Film Festival (SICAF) 2018, Indonesia Meet Italia, Palm Spring International Film Festival (PSIAF) 2018, dan San Diego Kid Film Festival.
Beragam prestasi tingkat dunia yang diraih film Knight Kris ini sekaligus membuktikan jika industri animasi lokal memiliki kualitas yang tak kalah dengan industri animasi di luar negeri.
Knight Kris menjadi film animasi karya anak bangsa yang berkelas global.
Baca: Diperankan Ulang, Berikut Potret Kemiripan 10 Pemeran Film Hollywood dengan Sosok Aslinya
Di penghujung tahun 2018, Knight Kris kembali mendapat kehormatan dengan menjadi nominator dalam ajang penghargaan tertinggi bagi dunia perfilman di Indonesia, Festival Film Indonesia.
Knight Kris menjadi nominator Piala Citra 2018 kategori Film Animasi Terbaik bersama sejumlah film lain, antara lain Keluarga Satu Setengah, Si Juki The Movie, Terrovision 300, Thank You, dan The Awakening Lullaby.
Johanes Paulus selaku Eksekutif Produser mengatakan, jika Knight Kris merupakan film animasi lokal pertama di Indonesia yang bertemakan budaya Indonesia.
Salah satunya, misalnya, terkait keris yang merupakan benda khas asal Jawa.
“Kami juga menjadikan tokoh pewayangan sebagai rujukan cerita di film ini,” katanya.
Film ini juga hadir atas suatu kondisi, dimana anak-anak di Indonesia memerlukan tontonan yang berkualitas.
Diketahui, tak banyak suguhan di layar kaca keluarga yang khusus menggarap pangsa pasar ini, meskipun permintaan selalu ada.
“Ini mendasari kami membuat film animasi yang dikhususkan untuk anak-anak yang masih duduk di bangku SD,” sebut Johan.
Film ini juga diisi oleh para dubber ternama dan professional. Sebut saja seperti Deddy Corbuzier yang berperan sebagai Bayu Sekti.
Deddy juga masuk jajaran tim produser film ini.
Dubber lainnya, ada Chika Jessica, Stella Cornelia, Bima Sakti, Santosa Amin hingga Kaesang Pangarep putra Presiden RI Joko Widodo.