Erwin Arnada Kembali Sutradarai Film Horor, Ceritanya Berkaitan dengan Medis dan Signtific
Setelah menyutradarai film Tusuk Jalangkung di Lubang Buaya, Erwin Arnada kembali dipercaya sebagai sutradara film Suara Tak Bertuan.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Erwin Arnada kembali dipercaya sebagai sutradara film Suara Tak Bertuan.
Film Suara Tak Bertuan merupakan film kelima Erwin Ananda sepanjang kariernya. Film sebelumnya yang disutradarainya adalah Jailangkung, Bangsal 13, Jaelangkung 3. Teranyar Tusuk Jelangkung Luibang Buaya. Rata-rata film horor.
"Kebanyakan film horor karena arena saya memang salah satu penikmat film horor," kata Erwin Arnada saat syukuran pembuatan film Suara Tak Bertuan, Sabtu (22/12/2018).
Erwan Arnada mengaku ide buat film berawal dari ngobrol ngalor ngidul antara dirinya dan dua temannya, yakni Anang dan Juliana. Mereka bicara soal rencana membuat fim horor berkaitan dengan dunia medis dan hal-hal yang sifatnya signtific.
"Apalagi bu Julie kan seorang dokter yang sering menangani penderita scyzrofernia, yakni gangguan depresi. Namun, memiliki kemampuan melihat makhluk-makhluk halus itu."
Baca: Ini yang Bikin Teuku Rifnu Wikana Tertarik Mainkan Film Horor
"Jadi dari situ ada sesuatu yang perlu dikomunikasikan bahwa syzcrofernia itu sebenarnya banyak pengidapnya di antara kita karena dari 100 orang, itu ada satu atau dua pengidap itu," terangnya.
Dikatakan Erwan Arnada, bicara film horor dulu dan sekarang itu agak beda.
"Dulu itu film penampakan hantu itu kan tipis-tipis, sifatnya atmosferik, sementara sekarang hantunya lebih aktif dan agresif menyerang manusia," katanya.
Baca: Main Film Horor, Marsha Aruan Banyak Doa Atasi Rasa Takutnya
Jadi banyak film horor yang menceritakan, hantunya lebih lebih jelas, lebih bersifat melukai, tapi memang kembali ke konsep sutradara.
Tentang film horor Erwin menyebut setidaknya 60 persen produksi film nasional itu bergenre horor.
"Film kan sebuah bisnis, mungkin orang melihat ada ceruk besar," katanya.(*)