Bernard Dinata Gelar First Mini Concert “Nervous” untuk Para Fans
Sudah 50 lagu ia ciptakan hingga saat ini namun yang baru dirilis di YouTube hanya Cinta Abadi, Breeze, Stay Here, dan single terbarunya Nervous
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyanyi dan penulis lagu berbakat, Bernard Dinata yang siap meramaikan industri musik Indonesia.
Berbekal karya-karya video musik cover dan orisinil yang ia buat di channel YouTube sejak 2014, penyanyi kelahiran, Los Angeles pada 1995 ini sudah menjaring lebih dari 16.000 subscriber sampai sekarang. Para fansnya tersebar dari Indonesia, sampai Singapura, tempat ia dibesarkan.
Dengan perpaduan style vokal R&B dan sedikit sentuhan rock, ditambah permainan akustik gitar, serta gaya yang natural apa adanya, menjadikannya sosok yang unik dengan balutan musik yang berkelas.
“Kamu bisa lihat perpaduan R&B dan rock dalam vokal dan gaya saya. Tapi saya tak bisa menggolongkan saya sebagai musisi R&B, meskipun saya banyak terpengaruh olehnya,” aku Bernard di Jakarta, Sabtu (12/1/2019).
Sudah 50 lagu ia ciptakan hingga saat ini namun yang baru dirilis di YouTube hanya Cinta Abadi, Breeze, Stay Here, dan single terbarunya yang baru saja dirilis, Nervous dan hampir semua tercipta lewat gitar akustiknya.
Baca: Ada Live Musik Akustik di Pesawat Garuda, Pandji Pragiwaksono: Untung Gue Punya Headphone ANC
“I’m in love with the acoustic guitar. Ide sebuah lagu biasa muncul pada saat sesuatu terjadi pada diri saya. Saat itulah saya merasa harus menulis lirik dan melodi di saat yang bersamaan," katanya.
Bernad mengatakan, melalui lagu-lagu itu, dirinya ingin mengekspesikan perasaan saya dengan suatu pesan yang tak terduga di pikiran pendengar sehingga membuatnya tak mudah terlupakan.
Banyak respon positif dari para fans yang ia terima baik melalui YouTube ataupun sosial media tentang pesan dalam lagu-lagunya. Maka Bernard pun ingin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para penggemar lewat First Mini Concert, Meet and Greet Bernard Dinata “Nervous” yang digelar di @america, pada tanggal 12 Januari 2019, pukul 19.00 WIB malam ini.
Bernard tampil bersama bandnya yang ia bentuk di Berklee College of Music, tempat ia berkuliah sampai saat ini. Mereka adalah Jay (drum), David (keyboard), Hau (Bass), Mihai (Guitar).
Daftar lagu pun telah dipersiapkan. Tentunya beberapa lagu asli ciptaan Bernard akan dibawakan di atas panggung, baik yang sudah dirilis maupun yang belum.
Beberapa lagu cover seperti milik Ed Sheeran, Lauv, sampai Taeyang sudah pula masuk daftar. Tak kalah penting, ia juga mengajak seorang solis wanita, Rahmania Astrini, sebagai penyanyi tamu untuk berduet bersama.
“Kami ingin bisa ngobrol dan banyak berinteraksi dengan penonton lewat konser ini,” katanya berharap.
Baca: Internet Gratis hingga Pengakuan Profesi Youtuber dan Gamer di KTP
Bernard juga berharap karyanya dapat diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia.
“Saya ingin menunjukkan sebuah penggambaran lain dari lagu-lagu cinta, saya ingin penikmat musik saya bisa merasakan cinta dan menyebarkannya. Saya selalu merasa bukan siapa-siapa, tapi dengan memadukan gaya musik Amerika dan Indonesia, saya ingin membuktikan kalau kita bisa berprestasi di industri musik,” tutupnya dengan penuh semangat.
Paduan antara pendidikan di luar negeri dan didikan tradisi Timur dari orangtuanya, serta pengaruh budaya Indonesialah, yang akhirnya menjadikan cintanya kepada Indonesia sangat melekat.
“Karena rasa cinta saya dengan karya-karya musisi Indonesia, ada beberapa lagu saya berwarna dan berbahasa Indonesia,” akunya.
Bernard Dinata sempat menimba ilmu di label yang menaungi girlband dan boyband Korea Selatan seperti IKON, BIGBANG dan BLACKPINK namun, keberuntungan bukan istilah yang cocok diberikan untuk seorang Bernard Dinata.
Musik telah menjadi passion-nya sejak kecil, sejak ia sering bermusik pada pelayanan di gereja bahkan ketika menginjak usia 20 tahun, ia mengikuti ajang kompetisi bakat yang dikemas sebagai Reality Show, The Final 1, di Singapura dan sampai pada posisi Top 4 Male Finalist.
Maka, ketika ia mendapatkan kesempatan magang di YG Entertainment, ia langsung memanfaatkannya dengan maksimal. Tidak hanya tentang performance, tapi ia juga mempelajari tentang pekerjaan di belakang layar, sampai pengelolaan bisnis musik.
“Saya ingin, ketika saya tidak mampu lagi bermusik, saya tetap bisa menjalankan bisnis musik,” aku pria yang juga menyukai desain grafis dan fotografi ini.
Bahkan demi cita-citanya yang paling besar sebagai music performer, Bernard juga memutuskan untuk melanjutkan studi ke Berklee College of Music, dengan mengambil jurusan Production and Songwriting.
“YG Entertainment mengubah hidup saya. Saya belajar bagaimana cara yang tepat berkarir di industri musik. Dari sana, pintu terbuka lebar untuk saya berkarir di masa depan. Sementara Berklee (College of Music) menyempurnakan skill bermusik saya. Karena sekolah ini adalah surga buat para musisi jazz, sehingga membuat saya mencintai jazz dan gemar memadupadankan dengan genre musik lain. Akhirnya musik saya menjadi lebih menarik, berwarna dan tak monoton,” tutur Bernard.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.