Layar Bioskop Makin Banyak, SDM di Bidang Film Masih Sedikit
Indonesia kini memiliki 1.700 layar bioskop dan akan terus bertambah seiring dengan berkembangnya industri film di Indonesia.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Indonesia kini memiliki 1.700 layar bioskop dan akan terus bertambah seiring dengan berkembangnya industri film di Indonesia.
Di tengah perkembangan layar film di Indonesia, ada beberapa hambatan bagi para sineas dalam memproduksi sebuah film yakni kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM).
Demikian dikatakan Mira Lesmana, sineas yang tercatat memproduseri film Laskar Pelangi, Ada Apa Dengan Cinta, serta Lari ke Pantai.
Menurut dia, kurangnya orang-orang yang ahli dibidang perfilman tidak hanya untuk posisi sutradara, penulis naskah tapi sampai ke director of photography, editor bahkan pemain.
“Sekarang ini kita di titik gairah itu ada tapi kita kekurangan pemain, kekurangan penulis skenario, kekurangan director photography, kekurangan editor,” kata Mira Lesmana saat ditemui di CGV FX, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2019).
Alhasil mereka yang sekarang eksis di bagian perfilman pun tidak hanya mengerjakan satu film saja sehingga menimbulkan masalah lainnya seperti soal pembagian waktu.
“Sehingga satu sama lain itu berebut jadwal gitu, karena yang terbaiknya bisa dihitung,” tutur Mira Lesmana.
Adapun alasan dari kurangnya sumber daya manusia di bidang perfilaman karena kurangnya sarana pendidikan alias sekolah perfilman di Indonesia
Mira Lesmana menyebutkan hanya ada beberapa sekolah perfilman yang eksis di Indonesia seperti Institut Kesenian Jakarta dan Binus berbeda dengan negara-negara lain banyak memiliki sekolah perfilman.
Sekolah dianggap penting karena menurut Mira Lesmana karena perlu adanya proses belajar untuk membuat film yang bagus.
“Sebenarnya emang sekolah sih pada intinya, pendidikan. Banyak orang berpikir untuk bikin film yang bagus kita nggak perlu belajar, justru pendudikan itu kuncinya,” ungkap Mira Lesmana.
Baca: Kolaborasi Mira Lesmana dan Riri Riza Bikin Film Anak-anak
Sementara itu, untuk memunculkan banyak pelaku perfilman Miles Film rumah produksi Mira Lesmana membuka program magang bagi mereka yang ingin belajar produksi film.
Kata Mira Lesmana biasanya ada delapana peserta magang yang terlibat untuk satu produksi film, tergantung besarnya produksi film.
“Pasti setiap film pasti kita membuka untuk magang tergantung besarnya film, kalau filmnya besar bisa sampai 8 orang, dan bisa dari berbagai daerah,” tutur Mira Lesmana.
Mira Lesmana pun berharap kedepannya semakin banyak sekolah perfilman yang banyak bermunculan sehingga ada banyak juga yang mau belajar.
Jika sekolah perfilman di Indonesia masih sedikit maka dikhawatirkan film-film asal Amerika lah tetap berjaya di Indonesia karena banyaknya jumlah produksi dibandingkan produksi dalam negeri.
“Layarnya emang harus ditambah tapi harus siap SDM-nya, kalau enggak yang untung tetep film Amerika, ini kompetisisnya kurang kuat kalau gak memanfaatkan layar yang banyak dengan kualitas (sdm) yang baik,” pungkas Mira Lesmana.(*)