Film Foxtrot Six Gambarkan Kondisi Indonesia di Masa Depan
Film yang mengusung genre action ini juga menampilkan aktor dan aktris tanah air lainnya, seperti Mike Lewis, Miller Khan, Julie Estelle, Edward Akbar
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri perfilman Indonesia akan kembali diramaikan oleh karya anak bangsa bernama Randy Korompis, yang bekerjasama dengan Mario Kassar.
Film action berjudul Foxtrot Six, hasil kerjasama rumah produksi Rapid Eye Pictures dan MD Pictures itu mengangkat kisah kelompok satuan khusus yang ingin mengembalikan kepemimpinan yang dinilai mereka buruk.
Rencana tayang pada 21 Februari 2019, film ini dibintangi oleh aktor dan aktris ternama Indonesia, seperti Oka Antara, Verdi Solaiman, Chicco Jerikho, Arifin Putra, Rio Dewanto, Mike Lewis, Julie Estelle, dan masih banyak lagi.
Verdi Solaiman menjelaskan bahwa Foxtrot Six merupakan sebuah film yang mencoba menggambarkan Indonesia, dengan rentan waktu 12 tahun kedepan.
"Film Foxtrot Six ini cerita Indonesia kedepan diambang kehancuran karena kekuasaan jatuh di tangan yang salah. Nah, tim Foxtrot Six atau kami berenam mencoba mencoba menggulingkan pemerintahan yang korup ini," kata Verdi Solaiman ketika berkunjung ke kantor redaksi, Senin (4/2/2019) bersama Oka Antara dan Chicco Jerikho, saat mempromosikan film 'Foxtrot Six'.
Baca: Tukang Ojek Langganan Perkosa Perempuan Tulang Bawang, Ajak Keliling Seusai Pulang Kerja
"Kita berenam spesial force atau tim spesialis ingin menembus dosa, karena sebelumnya memang membantu penguasa negara ini," timpal Oka Antara.
Verdi menjelaskan awal mula cerita ini datang dari Randy sang sutradara. Ide dibuat sekitar 10 tahun lalu, yang mulanya dibuat dalam sebuah film pendek.
"Kemudian Randy ini bertemu dengan produser film Hollywood, Mario Kassar. Dipresentasikan lah film ini yang kemudian Mario mau membantu Randy untuk garap film ini menjadi kenyataan. Randy juga membuat ceritanya selama 10 tahun. Sehingga, karakter yang dibintangi disini pun sangat kuat dan ceritanya memang masuk ke diri kami masing-masing sebagai pemain," jelasnya Verdi.
"Karena memang ada ketakutan mengenai Indonesia di masa depan, yang tidak merebutkan tanah dan minyak lagi. Negara yang punya empat musim, disitu pula menjadi pemerintah negara bisa menetukan harga pokok makanan. Sehingga berlomba menjadi penguasa. Sehingga salah pilih kuasa," lanjutnya.
Verdi menambahkan, bahwa dalam film yang menggambarkan Indonesia belasan tahun ke depan, akan lebih dikendalikan oleh berkembangnya tekhnologi.
Sebab, Verdi mengatakan kalau spesial force ini akan menghadapi musuh-musuh yang memang berbeda, seperti tentara setengah robot, pembunuh bayaran yang memang tiba-tiba bisa menghilang, dan lain sebagainya.
"Karena memang film ini kebanyakan menggunakan CGI. Sehingga, ada beberapa adegan yang para pemainnya menggunakan green screen. Ya hanya melakukan gerakan tetapi nantinya setelah melalui proses editing, akan melawan musuh-musuh tersebut," ucap Verdi.
Baca: Mirip Film Laga Aksi, Kejar-kejaran Polisi dan Toyota Avanza di Surabaya
Menurut Oka Antara, dengan menggunakan banyaknya teknologi, itu lah yang membuat tantangan baru bagi dirinya dalam berakting.
Tidak hanya dirinya, melainkan aktor dan aktris yang terlibat pun merasakan hal yang sama.