Putra Sulungnya Sebut Ahmad Dhani NU Banget yang Sangat Cinta Pada Gus Dur
Putra sulung musisi Ahmad Dhani, Ahmad Al Ghazali mengungkap bagaimana cintanya sang ayah pada Nahdatul Ulama (NU).
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Putra sulung musisi Ahmad Dhani, Ahmad Al Ghazali mengungkap bagaimana cintanya sang ayah pada Nahdatul Ulama (NU).
"Ayah (Ahmad Dhani) itu NU (Nahdlatul Ulama) banget. Ayah juga sangat mencintai Gus Dur. Itu sebab saya berziarah ke sini," kata Al Ghazali.
Al Ghazali yang biasa disapa Al ini Kamis (21/2/2019) sore berziarah ke makam mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di kompleks makam keluarga, area Ponpes Tebuireng, Jombang
Al, datang dengan memakai kaos tanpa kerah berwarna putih bergambar sang ayah, lengkap dengan tulisan 'My Hero' warna hitam, Al nampak ditemani beberapa orang pria.
Termasuk pihak pengurus ponpes, saat berada di makam Gus Dur.
Baca: Pemilik Warung Dekat Rutan Medaeng Tak Menyangka Gitar yang Dipinjam Petugas Dimainkan Al Ghazali
Sebelum ziarah makam Gus Dur, Al mengaku mengunjungi sang ayah di Rutan Medaeng Sidoarjo.
Al mengaku mendapat pesan dari sang ayah untuk ke makam Gus Dur.
"Jadi ke sini itu karena permintaan ayah juga. Kita berdoa untuk Gus Dur dari sini, saya juga berdoa untuk ayah agar kuat, sabar dan tegar," sambungnya.
Usai ziarah, putra pertama Ahmad Dhani hasil pernikahan dengan musisi dan penyanyi Maia Estianty ini juga menemui pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Solah).
Baca: Buzzer Hoaks Pilpres Bergaji Rp 100 Juta, Gencar Promosi Capres Melalui Media Sosial
Saat bertemu dengan Gus Solah, Al mengaku mendapat nasihat dari sang kiai yang juga adik kandung Gus Dur tersebut.
"Tadi dapat nasihat agar sabar dan kuat. Dan semoga Allah mempunyai jalan yang baik untuk ke depannya," ujar Al.
Baca: Al Ghazali Hanya Bawa Doa Saat Jenguk Ahmad Dhani, You Are My Real Hero, Dad
Nasihat Gus Solah
Terpisah, Gus Solah saat diminta komentarnya soal kasus yang menjerat Ahmad Dhani mengatakan, dirinya merasa ada perlakuan tidak seimbang terhadap sekelompok orang dibanding kelompok yang lain.
"Saya bukan ahli hukum. Cuma saya dan banyak lagi yang merasa ada perlakuan yang tidak seimbang. Saya pikir itu bukan sesuatu yang baik untuk perkembangan hukum di Indonesia," tuturnya mantan wakil Ketua Komnas HAM ini.