Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Triawan Munaf Bicara Soal Toleransi di Malam Gala Premiere Film Bumi Itu Bulat

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf hadir pada malam gala premier film Bumi Itu Bulat.

Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Willem Jonata
zoom-in Triawan Munaf Bicara Soal Toleransi di Malam Gala Premiere Film Bumi Itu Bulat
Tribunnews.com/Bayu Indra Permana
Triawan Munaf berfoto bersama cast dan tim produksi film Bumi Itu Bulat dalam gala premiere film Bumi Itu Bulat di XXI Epicentrum, Kuningan Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf bicara soal toleransi pada malam gala premier film Bumi Itu Bulat.

Ia hadir sebagai satu di antara tamu undangan yang akan ikut menyaksikan penayangan perdana film garapan Inspiratora Picture itu.

Sebelum menyaksikan film yang bertemakan toleransi itu, Triawan Munaf mengaku sangat semangat untuk hadir di gala premiere film tersebut.

Sebab, tema film itu dianggap sangat menarik bagi Triawan Munaf.

Baca: Kepala Bekraf Triawan Munaf Turut Gembira Film Dilan 1991 Gaet 800 Ribu Penonton di Hari Pertama

"Saya sangat semangat saat diberitahukan dan diundang ke tempat ini, karena temanya sangat khusus. Toleransi harus diperjuangkan mati-matian," kata Triawan Munaf di XXI Epicentrum Kuningan Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019).

"Nama nya bumi itu bulat berarti tidak flat. Kalau datar tidak akan ada toleran," lanjut Triawan Munaf.

Berita Rekomendasi

Arie Kriting sebagi inisiator film tersebut pun sepakat dengan apa yang disampaikan Triawan Munaf.

Baginya bumi yang bulat melambangkan keberagaman dari suku, agarama, ras dan budaya.

"Saya sepakat sama pak triawan, kenapa judulnya menarik karena bumi itu bulat. Kalau datar teoirinya hanya prasangka buruk. Kalau bulat ilmiah," ucap komika Arie Kriting.

Film Bumi Itu Bulat baru saja menggelar gala premiere film mereka di XXI Epicentrum Kuningan. Film tersebut tercipa atas inisiasi dari Arie Kriting dan Christine Hakim.

Film tersebut berkisah tentang toleransi dalam beragama. Konflik yang diambil adalah antara pasukan banser dan para golongan yang menentang adanya banser.

Beberapa bintang muda turut menghiasi film tersebut, di antaranya adalah Rayn Wijaya, Febby Rastanti, Tissa Biani, Rania Putrisari dan Kenny Austin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas