Distribusi Royalty LMK PAPPRI Kepada 474 Penyanyi dan Musisi
Lembaga Manajemen Kolektif LMK PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik republik Indonesia)
Editor: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Manajemen Kolektif LMK PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik republik Indonesia) yang mengurus dan mengelola dan mendistribusikan royalty Hak Terkait, bagi para musisi dan penyanyi, hari ini mendistribusikan royalty kepada sekitar 474 lebih anggotanya. Total royalty yang dibagikan tahun ini mencapai 1,69 miliar rupiah.
Jika dibanding tahun lalu yang jumlahnya mencapai angka Rp 1,1 miliar, maka tahun ini mengalami peningkatan kurang lebih sekitar 500 juta rupiah. Uang tersebut, didapat melalui penggunaan karya para musisi di sejumlah tempat hiburan seperti Rumah Karaoke, Restauran, Stasiun Televisi, Mal-Mal, Hotel dan beberapa tempat hiburan lainnya, yang di kumpulkan atau di collect oleh Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN).
Ketua Umum LMK PAPPRI Dwiki Dharmawan menjelaskan kepada awak media bahwa dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan, meskipun masih banyak juga tempat tempat hiburan yang belum memiliki kesadaran untuk membayar royalty.
"Jika tahun lalau kami mendistribusikan sekitar 1,1 miliar sebelum pajak, maka untuk tahun ini ada peningkatan yang cukup lumayan. LMK PAPPRI mendistribusikan royalty sebesar 1,69 miliar rupiah. Jadi ada peningkatan hampir 500 juta rupiah, " ungkap Dwiki Dharmawan diselasela acara pendistribusian Royalty LMK PAPPRI, Rabu (15/5/2019) di Rumah Makan Raden Bahari, Buncit Raya, Jakarta Selatan.
Dengan adanya peningkatan tersebut, maka Dwiki mengapresiasi kinerja LMKN yang sudah ada tekad untuk memperbaiki sinergi antara LMK dan LMKN. Bahkan pada kesempatan memperingati Hari HKI (Hak kekayaan Intelektual) Internsional, LMKN dan LMK - LMK telah mencanangkan MoU Pemungutan Satu Pintu yg merupakan langkah konkret untuk memudahkan para pengguna lagu (users).
"Kami sebagai ketua Umim LMK PAPPRI mengapresiasi dengan baik kinerja LMKN dalam upaya mengumpulkan royalty. Bahkan LMKN Jilid 2 ini saya lihat mempunyai tekad untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan sinergi antara LMKN dengan LMK- LMK. Tambah Dwiki Dharmawan.
Ari Lasso Raih Royalty Terbanyak Tahun 2019
Dalam pembagian atau distribusi royalty Hak Terkait oleh LMK PAPPRI pada tahun 2018 lalu, tercatat Alm Broery Pesolima mendapat royalty terbesar. Apakah pada tahun ini Broery bisa mempertahankan top rangking ini?. Ketika ditanya oleh awak media tentang siapa yang paling banyak mendapatkan royalty pada tahun ini Dwiki menjawab.
"Kalau ditanya siapa yang paling banyak mendapatkan Royalty tahun ini saya nggak hafal ya, tapi mungkin mbak Milla Rosa selaku Bendahara Umum bisa menerangkan, " terang Dwiki Dharmawan.
Dalam kesempatan yang sama Milla Rosa selaku Bendahara umum LMK PAPPRI langsung memberikan penjelasan.
"Ya, tahun lalu Alm Broery Pesolima mendapat royalty terbanyak dari LMK PAPPRI, Beliau mendapat sekitar 35 jutaan sebelum pajak. Untuk tahun ini peraih royalty terbanyak adalah Ari Lasso dengan 44 juta rupiah sebelum pajak. Lalu urutan kedua ada Broery Pesolima dengan 33 juta rupiah, kemudian disusul Melly Goeslow dengan 27 juta rupiah diurutan ketiga, dan Glenn Ferdly diurutan ke 4 dengan 26,8 juta rupiah," jelas Milla Rosa.
Jika kita melihat banyaknya industri hiburan nasional yang menggunakan karya para musisi, maka royalti yang didapat seharunya jauh lebih besar dari apa yang didapatkan sekarang ini. Namun kembali lagi, kesadaran para pemakai atau user untuk mau membayar tetap terus didorong, agar pendapatannya menjadi lebih besar lagi.
Sampai saat ini masih banyak hotel-hotel dan restaurant yang belum membayar, padahal Undang Undang hak Cipta sudah mengatur tentang hal itu.Jika hotel hotel yang tergabung dalam asosiasi PHRI sudah membayar semuanya, tentu hasilnya akan berlipat ganda.
"Sampai sekarang hotel hotel baru sebagian kecil saja yang mau membayar, padahal segala upaya termasuk sosialisasi, hingga audiensi sudah dilakukan oleh LMKN. Saya tidak tau mengapa sampai sekarang masih belum mau membayar. Selain itu ada juga radio-radio, dan restaurant restaurant. Kalalau televisi dan mal-mal sekarang sudah mulai membayar. Semoga dengan komisioner LMKN yang baru ini kedepan kinerjanya lebih bagus lagi sehingga yang tadinya belum mau bayar akhirnya mau bayar" Tambah Johny Maukar selaku wakil Ketua LMK PAPPRI.