Film Terima Kasih Emak, Anas Alimi Melebarkan Sayap ke Dunia Film Dengan Alimi Pictures
Promotor Musik, Anas Syahrul Alimi, yang selama ini dikenal dengan brand ternamanya seperti Prambanan Jazz Festival, Jogyarockarta Festival
Editor: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Promotor Musik, Anas Syahrul Alimi, yang selama ini dikenal dengan brand ternamanya seperti Prambanan Jazz Festival, Jogyarockarta Festival dan Mocosik serta event-event konser di venue yg bersejarah seperti Candi Prambanan, Candi Borobudur, Pabrik Gula Colomadu dan sebentar lagi di Kuil Sampoo Kong. Rupanya tertarik terjun ke dunia film. Masih ga jauh-jauh dari dunia entertainmen. Kali ini Anas memproduksi film Terima Kasih Emak, Terima Kasih Abah.
Bagi mereka yang pernah mengalami masa tahun 90-an, pasti sudah tak asing lagi dengan serial sinetron bertema keluarga, Keluarga Cemara, yang ditayangkan sejak 6 Oktober 1996 hingga 24 Agustus 2004 ( 412 episode, red) , ini memang terasa begitu berkesan di hati masyarakat.
"Saat saya masih kecil, film Keluarga Cemara menjadi hiburan keluarga saya setiap minggunya, film ini punya pesan yang luar biasa, karena itu saya memberanikan diri untuk memproduksi film ini", kata Produser Eksekutif Alimi Pictures, Anas Syahrul Alimi.
Sinetron yang menceritakan tentang kehidupan satu keluarga yang sederhana dan bersahaja yakni Abah (Agustinus Adi Kurdi), Emak (Novia Kolopaking), Euis (Ceria Hade), Cemara (Anisa Fujianti) dan Agil (Puji Lestari).
"Saya merasa senang sekali dan tidak menyangka bisa kembali bermain dan berkumpul lagi di Keluarga Cemara sekaligus reuni", ujar Novia Kolopaking pemeran Si Emak.
Keluarga selalu menjadi tempat pertama untuk berbagi kasih sayang, mengatasi masalah yang sedang dialami salah satu anggota keluarganya, dan membentuk karakter diri masing-masing individu dalam keluarga.
Dalam upaya menjaga rasa kekeluargaan tersebut, Keluarga Cemara Retum hadir dalam acara, Berbuka Puasa Bersama, Berbagi Kasih Sayang", sekaligus menumbuhkan kembali silaturahmi sebagai bagian dari keluarga besar ini lewat launching film by based on story Hotnida Harahap : Terima Kasih Emak, yang disutradarai Dedi Setiadi dan diproduseri Alimi Pictures ini.
"Saya berharap produksi film Terima kasih Emak nantinya tetap bisa menghibur dan diterima di hati par apenggemar setianya", tambah Anas Syahrul Alimi.
Terima Kasih Emak yang skenarionya digarap Dedi Setiadi, mengisahkan perjuangan Emak dalam merawat Abah yang sudah tua dan sakit sakitan, merangkul ketiga anak perempuannya yang kini sudah dewasa dan mempunyai kehidupan masing masing.
Emak dengan kasih sayangnya yang tak terbatas, berusaha membahagiakan semuanya tanpa berharap balasan, karena bagi Emak kebahagiaan keluarganya adalah kebahagiaan dirinya.
"Saya senang karena bisa kembali hadir menghibur masyarakat dengan menyajikan cerita yang diangkat dari beragam kisah kehidupan sehari hari di masyarakat", ucap pemeran Si Abah, Adi Kurdi.
Keluarga adalah tempat utama untuk berbagi kasih. Keluarga adalah sarana utama pembentukan karakter. Dan sebagian orang merasa bahwa keluarga adalah prioritasnya yang paling utama. Betapa pentingnya arti dari sebuah keluarga. Maka dari itu, meluangkan lebih banyak waktu untuk keluarga sangatlah diperlukan agar keutuhannya tetap terjaga.
Para pemeran yakni Emak, Abah, Euis (menikah dengan Tatang dan memiliki dua anak, Nurani dan Budiman), Cemara, Agil, Tante Presier, Mang Jana, Bi Eha, Pipin, Bi Salmah, Mang Cece, dan Pak Wangsa. Selain pemeran baru Prasetya (suami Ara, ganteng, formal, angkuh, selalu merasa benar sendiri) serta Pacar Agil ( ganteng, relijius tapi egois).
Adapun Sinopsis Film ini yaitu : Emak tinggal dengan abah yang matanya kurang bisa melihat (penyakit glukoma) dan anak sulungnya euis janda beranak 2 (suaminya meninggal). Emak selain mengurusi rumah tangga juga masih berj ualan gorengan dan opak dll, dan terkadang menjadi pembantu, mencuci dan menyetrika dirumah orang kaya. Sementara Euis bekerja disebuah pabrik yang dekat rumahnya sebagai buruh.
Tugas Emak tetap saja berat bahkan lebih. Abah yang masih punya semangat berusaha sebisanya tetap saja menjadi beban Emak yg harus mengantarkan mendampingi mulai ke kamar mandi dari pagi sampai tengah malam juga keluar rumah mulai dari berobat rutin sampai Abah kerja serabutandari mulai mijit sampai private bahasa Inggris dan seterusnya.
Sementara Cemara dengan suaminya hidup berkecukupan namun sudah selama 7 thn menikah tapi belum dikaruniai anak. Akibatnya secara psikologis muncul rasa ketakutan dimadu atau diceraikan, sehingga cemara diliputi perasaan takut dan menjadi pencuriga terutama kepada wanita cantik. Setiap ada wanita cantik Cemara menduga bahwa itu calon istri kedua suaminya atau calon istri yang baru.
Agil si bungsu beberapa kali berganti pacar, karena laki" ideal yang menjadi acuannya adalah sosok pribadi abah sehingga selalu membandingkan pacarnya dengan abah dan akibatnya gagal terus.
Emak tetap menjadi tumpuan atau pusat curhat semua anak"nya. Emak Meladeni semuanya secara intens bersama Abah yang ikut berperan disemua proses. Emak selali menawarkan hal ideal dengan referensi referensi yang formal seperti agama ( tapi tanpa ayat dan sebutan sumbernya) dan Abah menduniakan formula tersebut menjadi cair seperti yang ada dikenyataan sehari hari.
Para pemeran yakni Emak, Abah, Euis (menikah dengan Tatang dan memiliki dua anak, Nurani dan Budiman), Cemara, Agil, Tante Presier, Mang Jana, Bi Eha, Pipin, Bi Salmah, Mang Cece, dan Pak Wangsa. Selain pemeran baru Prasetya (suami Ara, ganteng, formal, angkuh, selalu merasa benar sendiri) serta Pacar Agil ( ganteng, relijius tapi egois).