Sedih Kenang Almarhum Sutopo, Raisa: Hati Aku Merasa Berat
Rasa sedih diungkapkan Raisa Andriana saat mengenang pertemuannya dengan Sutopo Purwo Nugroho. Kepergian sosok inspiratif ini membuat hatinya berat
Editor: Anita K Wardhani
The Guardian mengutip wawancara yang mereka lakukan dengan Sutopo pada bulan November tahun 2018 mengenai niat Sutopo untuk berhenti dari pekerjaan karena penyakitnya.
Namun, ia mengurungkan niat itu dan tetap menjalani apa yang menjadi tanggung jawabnya.
"Saya pikir, penyakit ini adalah takdir saya, saya ditakdirkan untuk itu, jadi saya harus tetap bekerja, itu adalah tanggung jawab saya. Ketika bencana melanda, saya harus membagikan informasi itu dengan cepat, dalam kondisi apa pun. Selama itu memberi manfaat bagi orang-orang, saya melakukan pekerjaan saya dengan sepenuh hati. Setiap pekerjaan, jika diniatkan dengan hati, akan memberikan hasil yang baik", seperti dikutip langsung dari artikel The Guardian, "Indonesia's much-loved disaster agency chief dies of cancer".
Media ternama AS, The New York Times, menyebut Sutopo sebagai sosok yang jujur dan terus terang, yang mengandalkan sains untuk menawarkan penjelasan berbasis fakta untuk bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, termasuk gempa bumi, letusan gunung berapi dan tsunami.
Selain informasi mengenai kegigihan dan optimisme Sutopo dalam menjalani tugas dan melawan kanker, The New York Times dalam artikel berjudul "Sutopo Purwo Nugroho, Indonesia Disaster Spokesman, Dies at 49" juga mendeskripsikan latar belakang pendidikan dan awal perjalanan karier Sutopo.
Disebutkan bahwa ia berulang kali menolak pekerjaan sebagai juru bicara BNPB karena ia khawatir apa yang ia katakan akan dibatasi pemerintah.
Tetapi atasannya akhirnya membujuknya dan meyakinkannya bahwa ia diharapkan mengambil jabatan itu karena ia berbicara jujur tentang suatu peristiwa dan memiliki kredibilitas dengan publik.
Sutopo melihat bagian dari pekerjaannya adalah melawan rumor dan hoaks yang berhubungan dengan bencana dengan memberikan penjelasan ilmiah.
"Apa yang saya sampaikan adalah hal yang nyata," katanya seperti dikutip dari The New York Times, "bukan berita palsu seperti Donald Trump." (Tribunnews.com/Nurul Hanna/Anita K Wardhani)