Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Pendiri Warkop DKI, Rudy Badil Meninggal Dunia, Kiprahnya Bersama Warkop hingga Duka Cita dari Indro

Pendiri Warkop DKI, Rudy Badil Meninggal Dunia, Kiprahnya Bersama Warkop hingga Duka Cita dari Indro.

Penulis: Daryono
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Pendiri Warkop DKI, Rudy Badil Meninggal Dunia, Kiprahnya Bersama Warkop hingga Duka Cita dari Indro
kolase tribunnews
Rudy Badil dan Warkop DKI 

TRIBUNNEWS.COM - Pendiri Warkop DKI, Rudy Badil meninggal dunia, Kamis (11/7/2019).

Rudy Badil menghembuskan nafas terakhir hari ini pada pukul 07.13 WIB.

Kabar duka itu dibenarkan oleh Maman Suherman atau akrab disapa Kang Maman yang merupakan penggiat literasi.

"Teman-teman KPG kasih kabar bahwa Mas Rudy Badil sebelumnya jatuh di kamar mandi rumah. Tiba-tiba tadi pagi dapat kabar lagi dari anak beliau bahwa Mas Badil sudah pergi (meninggal dunia)," kata Maman saat dihubungi Kompas.com, Kamis pagi.

Baca: Kabar Duka: Pendiri Warkop DKI, Rudy Badil Meninggal Dunia

Badil merupakan salah satu pendiri Warkop Prambors bersama Nanu (Nanu Mulyono), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro).

Seperti apa sosok Rudy Badi dan kiprahnya di Warkop DKI? Berikut rangkumannya: 

1. Cikal Bakal Warkop DKI

Berita Rekomendasi

Banyak orang mengira, Warkop DKI hanya tinggal Indro, sepeninggal Kasino dan Dono.

Sebenarnya, sosok pria bernama Rudy Badil yang hari ini meninggal merupakan satu di antara pendiri grup lawak legendaris itu.

Memang, selain Dono, Kasino dan Indro, ada sosok Nanu Mulyono dan Rudy Badil yang merupakan generasi awal Warkop DKI.

ono, Kasino, Indro dan Nanu
ono, Kasino, Indro dan Nanu (Istimewa/TribunJambi)

Nama Nanu masih kerap terdengar di dunia hiburan.

Namun Rudy Badil surut, karena undur diri dari dunia lawak.

Baca: Indro Warkop Rayakan Ulang Tahun Tanpa Didampingi Istri, Putrinya Beri Ucapan Menyentuh

Selepas lulus dari Fakultas Sastra Anthropologi Universitas Indonesia, teman Soe Hok Gie ini memilih jalannya sebagai wartawan dan pecinta alam.

Rudy Badil dikenal sebagai wartawan senior di Harian Kompas, yang telah melanglang buana selama 32 tahun hingga pensiun pada 2006.

2. Peran di Warkop

Sebelum menelusuri jejak Rudy Badil, sebaiknya melihat kilas sejarah terbentuknya Warkop DKI lebih dahulu.

Awalnya, Warkop DKI bernama Warkop Prambors.

Grup ini juga kemudian dikenal sebagai Trio DKI yang merupakan grup lawak.

Grup ini dibentuk Nanu (Nanu Mulyono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro).

Nanu, Rudy, Dono dan Kasino merupakan mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta.

Sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila, Jakarta.

Rudy Badil (rambut putih)
Rudy Badil (rambut putih) ((Twitter/Vinno G Bastian))

Di situs wikipedia dituliskan, mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors.

Acara lawakan itu hadir setiap Jumat malam antara pukul 20.30-21.15 WIB, disiarkan radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir.

Dalam acara obrolan itu, Rudi Badil sering berperan sebagai Mr James dan Bang Cholil.

Baca: Tora Sudiro Akui Bawa Beban Tersendiri karena Sukses Perankan Sosok Indro Warkop

Indro yang berasal dari Purbalingga berperan sebagai Mastowi (Tegal), Paijo (Purbalingga), Ubai atau Ansori.

Kasino yang asli Gombong perannya bermacam-macam, bisa Mas Bei (Jawa), Acing/Acong (Tionghoa), Sanwani (Betawi) dan Buyung (Minang).

Nanu yang asli Madiun sering berperan sebagai Poltak (Batak).

Sementara itu Dono berperan sebagai Slamet (Jawa).

3. Demam Panggung

Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari senior di radio Prambors, Temmy Lesanpura.

Saat itu, Radio Prambors meminta Hariman Siregar, mahasiswa senior UI, untuk mengisi acara di Prambors. (Hariman kemudian dikenal sebagai tokoh peristiwa Malari 1974).

Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini.

Baca: Keseruan Syuting Film Warkop DKI Reborn Part 3 di Maroko

Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro.

Rudy Badil yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (stage fright).

Begitu juga Dono.

Dono, Kasino, Indro yang tergabung dalam Warkop DKI/
Dono, Kasino, Indro yang tergabung dalam Warkop DKI/ (ISTIMEWA)

Awalnya saat manggung, Dono harus mojok dulu beberapa menit karena masih malu dan takut.

Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan.

Fakta lain tentang awal terbentuknya Warkop, tentang Indro.

Indro merupakan anggota termuda.

Saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, dia masih pelajar SMA.

4. Pertama Kali Warkop Muncul 

Warkop pertama kali muncul di pesta perpisahan (sekarang prom nite) SMA IX Jakarta yang diadakan di Hotel Indonesia.

Kala itu semua personel gemetar, alias demam panggung. Dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak terlalu sukses.

Pada peristiwa pada 1976 itulah pertama kali Warkop menerima honor berupa uang transport sebesar Rp 20.000.

Uang itu dirasakan para personel Warkop besar sekali. Namun, akhirnya habis untuk mentraktir makan teman-teman mereka.

Berikutnya, mereka manggung di Tropicana.

Baca: Pesta Demokrasi, Indro Warkop Pengin Senang-senang

Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tetapi ternyata hasilnya kembali lumayan.

Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia.

Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP, yang bertetangga dengan Warkop.

Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat orang, setiap personel mendapat Rp 250.000.

Mereka juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan plesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota).

Pengambilan nama DKI karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri.

Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors.

Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktik upeti itu.

4. Indro Sampaikan Duka Cita

Indro, anggota Warkop DKI yang tersisa, pun mengungkapkan rasa dukanya atas kepergian Rudy.

"Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un. Selamat beristirahat dengan tenang Mas Rudy Badil, doa terbaik kami sekeluarga besar Lembaga Warung Kopi Dono Kasino Indro untuk keluarga yg ditinggalkan," kata Indro di akun Instagram-nya, seperti dikutip Kompas.com, Kamis (11/7/2019).

Dalam postingannya itu, Indro menuturkan bahwa mendiang Rudy adalah sosok penting dalam perjalanan karier Warkop DKI hingga saat ini.

"Beh, selamat jalan. Lo udah tenang sekarang. Terima kasih untuk persaudaraan dan semua kesempatan yg akhirnya menjadi jalan hidup gw," ucap Indro.

"Warkop DKI tidak akan lepas dari sosok Rudy Badil selamanya. Dan gw akan kibarkan bendera Warkop DKI seumur hidup gw, gw janji, inshaAllah," sambungnya sambil memajang foto mereka berdua.

Dalam unggahan itu, tampak Indro dan Rudi sedang duduk berdampingan mengenakan t-shirt putih bergambar wajah tiga personel Warkop DKI.

Saat itu, mereka sedang berada dalam acara launching buku Main-Main Jadi Bukan Main, pada 2013 lalu.

5. Sosok di Balik Layar

Menurut Maman Suherman, Rudy adalah seorang konseptor.

Ia tidak suka berada di atas panggung.

Hal itulah yang membuat Rudy meninggalkan Warkop yang wara-wiri tampil di atas panggung.

Wartawan Kompas senior Rudy Badil yang juga salah satu pendiri Warkop DKI.
Wartawan Kompas senior Rudy Badil yang juga salah satu pendiri Warkop DKI. (KOMPAS.com/PRIYOMBODO)

"Rudy sangat kuat dengan konsep, di belakang layar."

"Itu yang mungkin membuat beliau tidak kuat atau tidak betah jika harus tampil di atas panggung."

"Dia lebih banyak tampil di belakang layar."

"Makanya dia banyak ke konten, mengisi konten daripada tampil di depan panggung," kata dia.

Baca: Mahasiswi Unpad Hilang Misterius, Sebulan Kemudian Ditemukan di Garut

Wartawan senior Kompas yang telah pensiun ini juga dikenal dengan liputan-liputannya yang mendalam, mengikuti sejumlah ekspedisi, dan kegiatan pencinta alam lainnya.

(Tribunnews.com/Daryono) (TribunJambi/Duanto) (Kompas.com/Ira Gita Natalia Sembiring)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas