Perjuangan Ria Irawan Melawan Kanker
Vonis kanker Pada sebuah kesempatan, Ria sempat mengisahkan riwayat penyakit yang dideritanya.
Editor: Hasanudin Aco
“Ternyata kelenjarnya aktif. Jadi kankernya masih endometium, tapi metastasenya (penyebaran) getah bening. Makanya (stadium) 3 C. Kalau udah stadium 4, itu (penyebaran) di otak, tulang,” kata Ria, seperti diberitakan Kompas.com, 6 Januari 2015.
Namun, Ria bertekad melawan kanker getah bening yang dideritanya.
Ria menjaga semangatnya itu dengan berkaca pada sang tante yang juga menderita kanker bisa bertahan hingga puluhan tahun dan yakin hal serupa terjadi pada dirinya.
”Saya lihat tante saya yang cerewetnya minta ampun seperti itu saja bisa survive hingga puluhan tahun. Kenapa saya harus menye-menye dan sedih,” ungkap Ria.
Tahapan yag cukup berat selama fase pegobatan dilalui Ria dengan selalu menjaga semangatnya.
Baca: Meski Derita Kanker, Ria Irawan Sembunyikan Rasa Sakit dan Kesedihan Saat Dibesuk Kolega
Misalnya, ketika fase kemoterapi.
Ia mengkamuflase rasa yang tidak enak dengan makan.
”Jadi, dikemo sambil makan nasi uduk atau lontong sayur. Soalnya kalau dibawa diam, sedih juga, baca juga enggak enak.
Yang paling enak buat saya, ya, dipakai makan,” kata Ria. Ria pun mengaku berat badannya bertambah 3 kilogram.
Meski kemoterapi menimbulkan ketidaknyamanan, Ria sangat menyadari kemoterapi membantu pasien agar sel kanker tak menyebar ke organ tubuh lain.
“Kalau enggak kemo, nanti kanker lari ke tulang, paru- paru, sampai otak. Akan lebih sulit penyembuhannya. Jadi kanker kronis,” kata Ria pada sebuah kesempatan, di Gedung The Jakarta Post, Palmerah Barat, Jakarta Barat, Senin (5/1/2015).
“Kalau kanker enggak bisa didoain cepat sembuh, deh, tapi doain enggak menjalar saja,” kata dia.
Berbagi semangat Sebagai seorang penyintas kanker, Ria tak hanya memupuk semangat untuk dirinya sendiri.
Ia bahkan turut memberikan semangat kepada mereka yang juga menjalani kemoterapi.