Cut Meyriska Lima Tahun Tahan Sakit di Perut, Apa yang Terjadi Pada Tubuh Istri Roger Danuarta?
Setelah 5 tahun menahan rasa sakit, wanita berdarah Aceh ini akhirnya harus menjalani operasi di area perutnya.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Dibalik kebahagiaan yang menyelimuti pasangan pengantin baru Roger Danuarta dan Cut Meyriska, kali ini keluarga kecil itu tengah dihadapkan dengan sebuah fakta mengenai kesehatan Cut Meyriska.
Setelah 5 tahun menahan rasa sakit, wanita berdarah Aceh ini akhirnya harus menjalani operasi di area perutnya.
Terkait hal ini, Roger Danuarta pun mengungkapkan penyakit yang diderita sang istri.
Hal ini Roger ungkapkan melalui sebuah unggahan video di kanal YouTube 'RogerChika Journey' pada Minggu (15/9/2019).
Baca: Sakit Perut, Dibawa ke Rumah Sakit, Diduga Hamil oleh Roger Danuarta, Ada Apa dengan Cut Meyriska?
Baca: Pikir Ulang Pulang ke Indonesia, Usai Tangisan Pilu karena KDRT, Tiga Setia Gara Ucapkan Hinaan Ini
Baca: Videonya Viral, Wajah Ibu-ibu Berantem Rebutan Rendang di Kondangan Dikenali, Sering Main Film
"Chika mau check up, keluhannya perutnya sakit sudah 5 tahun ini katanya suka kumat-kumat gitu," ungkap Roger mewakili sang istri yang terlihat pucat menahan sakit.
"Dokternya bilang lusa harus masuk periksa, cuma besoknya ada kerjaan jadi hari ini (periksa)," kata Cut Meyriska.
"Aku emang jago nahan sakitnya. 5 tahun lho tahan sakit (perut)," imbuhnya.
Beberapa saat setelahnya, Cut Meyriska yang telah selesai diperiksa pun mengungkapkan hasil pemeriksaan CT scan.
Dirinya bersyukur tidak ada masalah serius dari hasil pemeriksaan pada perutnya.
"Dicek livernya bagus, enggak ada batu ginjal. Enggak ada apa-apa bagus semua, alhamdulillah. Memang harus endoskopi buat dicekin ke dalam lambungnya itu emang ada luka apa enggak, tapi untuk hasil tes CT scan-nya sih semuanya bagus," jelas Cut Meyriska.
Melansir laman Mayo Clinic, endoskopi bertujuan guna melihat seorang yang mengalami penyakit pada sistem pencernaan (gastroenterologis) menggunakan endoskopi untuk mendiagnosis dan mengobati kondisi yang memengaruhi kerongkongan, lambung, dan permulaan usus kecil (duodenum) tersebut.
Dokter dapat merekomendasikan prosedur endoskopi untuk menyelidiki tanda dan gejala pencernaan, seperti mual, muntah, sakit perut, kesulitan menelan dan pendarahan gastrointestinal; mengumpulkan sampel jaringan (biopsi) untuk menguji penyakit dan kondisi, seperti anemia, perdarahan, peradangan, diare atau kanker pada sistem pencernaan; atau mengobati masalah dalam sistem pencernaan, seperti pelebaran kerongkongan yang sempit, memotong polip atau menghilangkan benda asing.
Tanda dan gejala yang harus diperhatikan setelah menjalani operasi endoskopi bisa seperti demam, sakit dada, sesak napas, feses berdarah, hitam atau sangat gelap, kesulitan menelan, nyeri perut yang parah atau persisten, muntah terutama jika muntah berdarah atau terlihat seperti ampas kopi.
Risiko setelah menjalani operasi ini seperti pendarahan, infeksi, robeknya saluran pencernaan, atau reaksi terhadap obat penenang (obat bius).