Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Musisi Senior Areng Widodo Meninggal, Saat Terakhir Areng Sempat Ungkap Keinginannya

Kabar meninggalnya Areng Widodo ini dibagikan oleh jurnalis musik senior, Denny Muhammad Ramadhan atau biasa akrab disapa Denny MR.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Musisi Senior Areng Widodo Meninggal, Saat Terakhir Areng Sempat Ungkap Keinginannya
KOMPAS/THEODORE KS
Musisi Senior Areng Widodo Meninggal, Saat-Saat Terakhir Areng Sempat ungkap Keinginannya 

Musisi Senior Areng Widodo Meninggal, Saat-Saat Terakhir Areng Sempat ungkap Keinginannya

TRIBUNNEWS.COM - Kabar duka menghampiri dunia musik Indonesia, musisi senior Areng Widodo meninggal dunia pada Kamis (31/10/2019).

Kabar meninggalnya Areng Widodo ini dibagikan oleh jurnalis musik senior, Denny Muhammad Ramadhan atau biasa akrab disapa Denny MR melalui akun instagramnya @denny_ramdhan.

Dalam keterangan unggahan tersebut, Denny mengungkapkan pencipta lagu 'Syair Kehidupan' tersebut meninggal di Rumah Sakit Paru Dr. Goenawan Partowidigdo, Cisarua Bogor, Kamis (31/10/2019) pukul 19.30 WIB.

Sehari sebelumnya pada Rabu (30/10/2019, sebenarnya Areng telah kembali pulang kerumah setelah di rawat di rumah sakit.

Dalam video tersebut, Denny mengatakan Ia bersama Ian Antono dan Istri Ian Antono bermaksud untuk menjenguk Areng.

Namun setelah kiranya berulang kali mengetuk pintu, ternyata kedatangan mereka tak mendapat respon dari pemilik.

Musisi Areng Widodo meninggal dunia, Kamisi (31/10/2019).
Musisi Areng Widodo meninggal dunia, Kamisi (31/10/2019). (KOMPAS/THEODORE KS)
Berita Rekomendasi

Bahkan Istri Ian Antono, Titiek Antono juga berupaya untuk menghubungi Areng melalui telepon.

Namun hasilnya masih sama, Areng tak menjawab panggilan telepon istri gitaris Godbless tersebut.

Sekitar 30 menit kemudian, ternyata Areng menelpon balik dan memberi kabar bahwa dirinya kembali masuk ke rumah sakit yang sebelumnya ia dirawat.

Ketiganya pun lantas menuju ke Rumah Sakit Paru Dr. Goenawan Partowidigdo, Cisarua Bogor, tempat Areng Widodo kembali dirawat.

Sesampainya dirumah sakit, ketiganya mendapati Areng terbaring lemah di di ruang Anggrek 203.

Denny mengungkapkan, Areng ditunggui oleh seorang bernama Winsal yang merupakan orang kepercayaan Areng.

Winsal mendapat kepercayaan dari Areng untuk mengurus royalti lagu-lagu yang telah diciptakan Areng.

Keinginan Areng Widodo

Denny MR menceritakan momen pertemuan yang ternyata menjadi saat-saat terakhir bagi Areng Widodo.

Banyak hal yang mereka bicarakan, satu diantaranya yakni tentang keinginan Areng Widodo untuk memasukkan lagunya di album Godbless.

Areng Mempunyai keinginan agar lagu ciptaan terbaru miliknya yang berjudul 'Untukmu Indonesiaku' dapat mengisi album baru God Bless yang akan datang.

Denny juga juga mengungkapkan bahwa beberapa minggu sebelumnya Areng Widodo sudha mengirim materi lagu melalui whatsappas lengkap dengan lirik dan catatan.

Areng berkeinginan agar musik untuk lagunya waktu awal-awal bernuansa halus, namun memasuki kebelakang berubah semakin keras dan endingnya makin kolosal.

Tak hanya itu, Denny juga membeberkan pertemuannya dengan Areng tersebut sempat berkisah mengenai latar belakang lagu "Biar Semua Hilang" yang ditulis Areng bersama alm. Yocky Suryo Prayogo.

Lagu yang dinyanyikan oleh Nicky Astria tersebut ternyata merupakan cerita perpisahannya dengan Istri Areng.

Tentang Areng Widodo

Semasa hidup, di era 80-an Areng Widodo dikenal sebagai musisi yang cukup produktif.

Areng bersama Ian Antono menciptakan cukup banyak lagu untuk Achmad Albar dan Nicky Astria.

Beberapa lagu yang menjadi hits yakni "Syair Kehidupan", "Langkah Pengembara", "Derita Jiwa","Dunia Huru Hara" yang merupakan lagu di album solo Achamd Albar.

Sementara itu, untuk Nicky Astri beberapa lagu ciptaannya yang menjadi hits yakni lagu "Jarum Neraka" yang dirilis pada 1985 dan "Tangan-tangan Setan" yang dirilis 1986.

Mengutip Kompas.com, Areng Widodo juga pernah menjadi bagian dalam Bengkel Teater WS Rendra di Yogyakarta.

Ia juga dikenal sebagai penata musik film, beberapa kali ia menjadi nominasi untuk kategori Penata Musik Terbaik Festival Film Indonesia (FFI).

Diantaranya yakni untuk film Malioboro (1989), Jangan Renggut Cintaku (1990), Lagu untuk Seruni (1991), dan Boss Carmad (1991). 

 (Tribunnews.com/Tio)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas