Kisah Haru dan Inspiratif Pemilik Babalu Cafe, dari Dihina Orang hingga Ditinggal Pergi Orangtua
Pemilik Babalu Cafe Juli Juwanto membagikan kisahnya dalam jatuh bangun binisnya hingga sukses seperti sekarang pernah dihina orang
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Pemilik Babalu Cafe Juli Juwanto membagikan kisahnya dalam jatuh bangun binisnya hingga sukses seperti sekarang.
Cerita ini ia bagikan saat diundang dalam acara Hitam Putih Trans7, Selasa (05/11/2019).
Sebelum sesukses sekarang, pria yang akarab disapa Cafe Antok ini mulai perjuangannya saat duduk di bangku SMP.
"Saya ditinggal bapak dulu waktu masih SMP," ungkap Antok.
Selepas SMP, Antok memilih tidak melanjutkan ke jenjang SMA.
Dirinya memilih mengadu nasib di Ibu Kota dengan bekerja sebagai karyawan proyek.
"Saya ndak mau sekolah, dan pergi ke Jakarta kerja proyek selama 1 tahun," ujarnya.
Baca: Viral Chef Antok dari Babalu Cafe Purwodadi, Aksinya Berawal dari Rasa Jengkel
Selang beberapa waktu, sang ibu ikut merantau bersama Antok.
Saat ditanya Deddy Corbuzier, Antok masih merasakan kehadiran kedua orantuanya meskipun telah lama ditinggal pergi.
"Sampai detik ini orangtua selalu disamping saya menasehati,"
"Saya punya keyakinan seperti itu," terang pria yang masing membujang hingga sekarang ini.
Setelah itu, Antok memiliki cita-cita untuk memiliki pendidikan tinggi.
"Cita-cita saya cuma sekolah tinggi jadi orang pinter," tegasnya.
Baca: Ketakutan Berbicara Politik di Era Jokowi, Babe Haikal: Negara yang Menciptakan Rasa Takut
Membuka warung kopi
Selang beberapa tahun kemudian, Antok berhasil kuliah dengan mengambil jurusan S1 Ekonomi.
Untuk membayar biaya perkulihan dan kebutuhannya sehari-hari Antok mulai berjualan kopi.
"Waktu pertengahan S1 saya jualan kopi," ucap pria berkacamata ini.
Siapa sangka lewat berjualan kopi inilah Antok mendapat gelar sarjana dan melanjutkan pendidikan S2 di jurusan Teknik Pendidikan.
"Biaya saya dari S1 dan S2 semua dari saya jualan kopi," kata Antok.
Antok mengaku pernah dihina orang lantaran berjualan kopi untuk membiayai perkuliahannya.
"Orang itu mikir seenaknya sendiri, tidak memikiran orang yang hinanya," lanjutnya.
Selama berjualan kopi, banyak tantangan yang dihadapi Antok.
Salah satunya dirinya pernah berjualan selama 12 jam dengan hanya memperoleh uang sebesar Rp3.000.
"Dulu waktu buka warung cuma laku satu cup kopi," tegas Antok.
Baca : Publik Lebih Takut Berbicara Politik di Era Presiden Jokowi? Berikut Hasil Survei LSI
Mencari ciri khas
Antok menegaskan jika dalam menjalankan bisnis terutama bisnis kuliner seseorang harus memiliki ciri khas sendiri.
Selama kurang lebih empat tahun lamanya Antok memikirkan ciri khas dari usahanya itu.
"Kalau saya belum menemukan ciri khas saya tidak tenang," katanya.
Pada akhirnya, Antok memilih usaha kuliner berbahan dasar seafood.
Pilihan ini berawal dari hobinya ke pasar dan rasa senang untuk belajar sesuatu yang baru.
"Saya suka mecari ilmu entah apa itu dan hobinya ke tempat pasar-pasar," ungkapnya.
Sejak itulah Antok mulai berjualan kuliner seafood di kafenya hingga sekarang.
Baca: Kuasa Hukum Pria yang Ancam Penggal Kepala Jokowi Sebut Kliennya Hanya Spotan dan Tidak ada Niatan
Saat ditanya Deddy Corbuzie kenapa masakannya enak, Antok menjawab jika selama ini dirinya belajar secara otodidak.
"Saya tidak pernah ikut orang sama sekali,"
"Saya belajar dari YouTube," ujar Antok.
Setelah berjuang mencari ciri khas dan belajar secara otodidak, Antok mulai menikmati jerih payahnya.
Terlebih saat video memasaknya dengan melempar bekakas dapur viral, membuat kafenya semakin dibanjiri pelanggan.
"Alhamdulillah sekarang bisa dapat Rp 7-10 juta dalam waktu empat jam," ujarnya sambil tersenyum.
Alasan Antok melakukan atraksi lempar barang
Saat diundang di acara Hitam Putih Trans7, Antok mengaku melakukan aksi tersebut lantaran kesal dengan karyawan yang tidak cekatan dalam memenuhi pesanan pelanggannya.
"Bermula kenjengkelan saya dengan karyawan. Pelanggan sudah marah-marah pengencepat cepat dilayani," ujarnya saat ditanya Deddy Corbuzier.
Ia mengaku saat emosinya memuncak dirinya kerap mematahkan atau melempar peralatan dapur di tempat makannya.
"Kalau saya marah, saya patah-patahain semuanya," kata Antok.
Deddy Corbuzier menanyakan apakah aksi tersebut tidak menimbulkan kerugian baginya.
Baca: VIRAL Kisah 'Layangan Putus' di Media Sosial, Ini Faktor Penyebab Perselingkuhan Menurut Psikolog
Antok menjawab tidak, dengan alasan harga peralatan dapur di kota dia berasal murah harganya.
Dengan uang Rp20.000 hingga Rp30.000 Antok sudah bisa mendapatkan peralatan dapur.
"Kalau ini di Purwodadi murah, saya tidak ada ruginya," tegas pria berkacamata ini.
Antok melanjutkan saat ini dirinya memiliki enam karyawan.
Meskipun sering ia marahi, Antok menyukai para karyawan karena tidak sakit hati saat dimarahi.
"Mereka tidak pernah sakit hati, saat dimarahi," akunya.
Pria lulusan S2 Teknik Pendidikan ini mengaku bisa marah-marah dari sore hari hingga dini hari.
Ini dirinya lakukan saat banyak pengunjung yang menikmati hidangan seafood andalan dari Babalu Cafe.
"Sehari berapa kali marah-marahnya gak kehitung,"
"Kalau pas rame marahnya dari sore sampai malem, kadang sampai jam 4 pagi," kata Antok.
Deddy Corbuzier kemudian menanyakan apakah tetangga Antok pernah merasa terganggu dengan aksinya tersebut.
"Tapi gak pernah diomelin tetangga," tanya Deddy.
Antok mengaku pernah sekali mendapat kritik dari tetangga.
Namun ketika mengetahui Antok melakukan hal itu untuk atraksi, tetangganya mulai paham dengan maksudnya.
Setelah tahu, tetangga Antok senang dengan keberadaan atrasi tersebut.
"Kalau ada atraksi tetangga seneng," jelasnya. (*)
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)