7 Film Indonesia yang Cocok Ditonton saat Hari Ayah Nasional, 'Mencari Hilal' hingga 'Tampan Tailor'
Berikut ini 7 Film Indonesia yang cocok ditonton saat Hari Ayah Nasional, 'Mencari Hilal', 'Meet Me After Sunset' hingga 'Tampan Tailor'.
Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Ifa Nabila
Meski pada akhirnya berhasil mencapai impiannya, Ronggur mewujudkannya dengan jalan yang berbahaya, yaitu melalui keterikatannya dengan mafia narkoba.
Hal ini jugalah yang meruncingkan konflik Ronggur dan sang ayah yang diperankan oleh Mathias Muchus.
Toba Dreams pun perlahan memperlihatkan tentang cinta seorang ayah pada anaknya.
Meski tak sadar pilihan hidup anaknya penuh risiko, sang ayah pada akhirnya menjadi sosok yang dibutuhkan oleh seorang anak, seorang pelindung yang mencintai apa adanya.
5. Mencari Hilal (2015)
Film ini bercerita tentang Mahmud (Deddy Sutomo), untuk mencari hilal seperti yang dilakukannya saat muda dulu di pesantren.
Hal ini ia lakukan setelah mendengar kabar soal isu sidang isbat oleh Kementerian Agama yang menelan biaya yang sangat besar.
Namun karena kondisi kesehatannya yang sudah jauh menurun, ia tak diperbolehkan untuk pergi kecuali ditemani oleh anak lelakinya, Heli (Oka Antara).
Akhirnya karena didesak oleh sang kakak, Heli pun terpaksa mau menemani sang ayah.
Mencari Hilal tak hanya membahas seputar Islam saja sebenarnya.
Namun aspek terkuat dari film ini adalah hubungan ayah dan anak yang cukup rumit.
Mereka bertentangan satu sama lain.
Mahmud, sang ayah, adalah orang religius yang taat dalam mengikuti perintah Islam dalam semua aspek kehidupannya.
Sedangkan Heli kebalikannya, ia terbilang lebih sekuler dan terbuka.
Perjalanan mereka menjadi lebih dari sekadar mencari hilal semata.
Namun juga memperlihatkan bagaimana dua orang yang bertolak belakang pada akhirnya memang membutuhkan satu sama lain, sebagai ayah dan anak.
6. Tampan Tailor (2013)
Film ini mengisahkan hidup Topan (Vino G Bastian) dan anaknya Bintang (Jefan Nathanio).
Topan bekerja sebagai seorang penjahit, dan baru saja kehilangan istrinya.
Penderitaan Topan tak cukup sampai di situ, ia juga kehilangan toko jahitnya.
Himpitan ekonomi membuat Bintang nyaris kehilangan masa depan karena dikeluarkan dari sekolah.
Tapi Topan tidak pernah kehilangan harapan.
Dengan bantuan sepupunya, Darman, Topan mulai menjajal segala pekerjaan untuk terus menyambung hidup.
Semangat Topan yang luar biasa ini, memikat hati Prita, gadis penjaga kios di samping stasiun kereta.
Dan, dengan bantuan Prita pula, akhirnya Topan dapat kembali bangkit dan mengembalikan semua mimpinya.
Film yang mengajarkan kepada kita, Anda boleh kehilangan segalanya, tapi Anda tidak boleh kehilangan harapan.
Berdurasi 1 jam 40 menit, film garapan Guntur Soehardjanto cocok untuk ditonton bersama keluarga.
7. Ayah Mengapa Aku Berbeda? (2011)
Angel (Dinda Hauw) , tunarungu, tidak pernah menyerah untuk membuktikan bahwa ia terlahir ke dunia ini dengan tujuan yang diberikan Tuhan.
Ia terus berjuang meraih impiannya untuk membahagiakan sang ayah, setelah ibunya meninggal saat melahirkan dirinya.
Mula-mula Angel harus berjuang untuk belajar bahasa tangan yang juga dengan susah payah bisa dikuasai oleh ayah dan neneknya.
Setelah neneknya meninggal, Angel hanya memiliki ayahnya (Surya Saputra) sebagai teman bicara.
Karena pintar, guru-guru sekolah luar biasa menyarankan Angel untuk sekolah umum.
Ayah memutuskan pindah ke kota besar sehingga Angel kelak dapat tumbuh di lingkungan yang lebih terbuka.
Diawali dengan penolakan, akhirnya ada sekolah yang mau menerima Angel sebagai murid.
Dunia berubah ketika ia harus bergaul dan hidup dengan orang-orang normal di sekolahnya.
Ia tidak diterima oleh sebagian teman-temannya karena dianggap cacat.
Ia hanya memiliki satu orang sahabat bernama Hendra.
Film garapan Findo Purwono berdurasi 90 menit ini menunjukkan kepada kita perjuangan seorang ayah yang pantang menyerah untuk anaknya.
(Tribunnews.com / Bunga)