Atiqah Hasiholan Jalani Debut sebagai Sutradara Berkat Status Ambassador UNAIDS Indonesia
Atiqah Hasiholan didaulat sebagai UNAIDS National Goodwill Ambassador untuk Indonesia. Tugasnya advokasi isu yang berhubungan dengan ODHA.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Atiqah Hasiholan didaulat sebagai UNAIDS National Goodwill Ambassador untuk Indonesia.
Tugas istri aktor Rio Dewanto itu, yakni membantu UNAIDS Indonesia dalam advokasi isu yang berhubungan dengan HIV dan Orang dengan HIV (ODHA). Isu perempuan dan anak jadi titik fokusnya.
“Dalam beberapa tahun belakangan, UNAIDS Indonesia telah bekerjasama dengan Atiqah Hasiholan secara ad-hoc, khususnya dalam kampanye nol diskriminasi untuk ODHA dan Hari AIDS Sedunia,” kata Krittayawan Boonto, UNAIDS Indonesia Country Director, dalam keterangan tertulis.
“Melalui komunikasi yang kami jalin dengan Atiqah, Atiqah selalu menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap isu HIV dan isu sosial yang berhubungan dengan HIV. Dengannbergabungnya Atiqah bersama kami, kami berharap agar masyarakat memiliki perhatian dan kesadaran yang lebih besar terhadap isu HIV.”
Atiqah Hasiholan merasa terhormat dengan peran baru yang dipercayakan kepadanya.
Baca: Cita-cita Davi Beri Kontribusi untuk Sesama Orang dengan HIV
Baca: Benarkah Pelaku LGBT Punya Potensi Tinggi Idap HIV? Berikut Penjelasan dari Pakar
Baca: Dankjoedin Berlari Suarakan Antidiskriminasi kepada Orang dengan HIV
Menurut rencana, ia terlibat dalam berbagai kunjungan lapangan ke fasilitas kesehatan dan organisasi komunitas yang bergerak di bidang HIV.
Ibu anak satu itu akan menekankan pentingnya pencegahan, tes, dan pengobatan HIV sekaligus mempromosikan nol diskriminasi bagi ODHA kepada publik dan juga media.
“Menurut saya, perempuan harus mengetahui status HIV mereka. Dengan demikian, mereka dapat mencegah penularan HIV dari ibu ke anak. Saya berharap untuk membantu menyebarkan pesan ini, sehingga lebih banyak nyawa yang dapat diselamatkan,” ucap Atiqah Hasiholan.
Bersamaan momen itu, Atiqah Hasiholan meluncurkan film pendek berjudul “POSI(+)IF”.
Film itu debutnya sebagai sutradara di bawah naungan UNAIDS Indonesia dan Visinema Group, rumah produksi di balik film Keluarga Cemara (2018) dan Filosofi Kopi (2015).
POSI(+)IF mengisahkan sebuah keluarga: seorang ayah, anak perempuan, serta saudara perempuan. Hidup keluarga itu terancam setelah sang ayah dirinya mengidap HIV.
Dibintangi Oka Antara (Karim) dan Della Dartyan (Marini), film pendek berdurasi 15 menit ini menekankan pentingnya tes secara dini, pengobatan, serta melindungi keluarga dari HIV.
Selain melalui acara screening, film pendek ini juga akan diunggah di akun Youtube UNAIDS Indonesia agar dapat menjangkau lebih banyak penonton di seluruh Indonesia.
“Saya berharap agar film pendek ini dapat menjadi pintu masuk bagi masyarakat untuk mempelajari HIV dengan pendekatan yang lebih menarik. Saya mengajak siapa saja yang merasa memiliki risiko untuk melakukan tes HIV dan mengetahui status mereka lebih dini,” jelas Atiqah.
Sebab, satu di antara tantangan terbesar dalam promosi tes dan pengobatan HIV, adalah banyaknya mitos dan informasi yang tidak benar mengenai pencegahan, penularan, dan pengobatan HIV.
Penunjukkan National Goodwill Ambassador dan promosi film pendek POSI(+)IF berusaha untuk memperbaiki informasi yang tidak benar tersebut.
“HIV bukan lagi penyakit yang mematikan dan tidak ada obatnya. Ketika orang mengetahui status HIV-nya lebih dini, mereka dapat meminum obat antiretroviral (ARV) yang disediakan gratis oleh pemerintah,” kata Krittayawan Boonto.