"Sekalian aku mau pesa buat perempuan muda lainnya. Inget, pujian pendekatan itu juga ujian. Jangan cepet tersanjungg ya. Jaman sekarang bener-bener banyak doa dan semua harus dipikir matang-matang. Jangan terburu-buru dan nggak boleh hanya andalkan perasaan saja," Dita menasehati dirinya sendiri dan perempuan lainnya.

Sebagai pengusaha tajir berwajah cantik, tidak dapat disangkal Dita menjelma seperti seorang ratu.

Pergaulannya di kalangan sosialita dan di usia muda ia telah mapan secara finansial.

Dengan status sosial yang melekat pada dirinya, banyak pria yang cuma bisa mengagumi sosok Dita tanpa berani mengungkapkan. Menanggapi keminderan para pria itu, Dita meminta agar orang-orang tidak memandangnya secara berlebihan.

"Ha ha ha, nggak usah minder lah. Saya mah seperti perempuan lain. Sama aja, punya kelebihan, punya kekurangan, masih banyak belajar dan bertumbuh," sergah Dita.

Penulis buku Dignity itu menegaskan, ia tidak memandang orang dari fisik, latar belakang atau profesi. Sebab, yang ia butuhkan adalah kebaikan dari pria yang akan menjadi pendamping hidupnya.

"Saya manusia biasa ya. Mau menjalin hubungan sama cowok tanpa beda-bedain. Karena setiap hubungan pasti nanti harus diperjuangkan sama-sama, bekerja sama dan saling ngalah."

"Yang penting pasangan saya kelak nanti takut sama Tuhan dan mau menikah karena sama-sama punya keimanan kepada Tuhan," papar Dita