Di Balik Kesuksesannya, Drama Korea Crash Landing On You Ternyata Menuai Kontroversi
Di Balik Kesuksesannya, Drama Korea Crash Landing On You Ternyata Menuai Kontroversi
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Mangkuk nasi putih beruap, daging yang dipanggang di atas arang dan mie buatan tangan adalah beberapa kebutuhan pokok mereka.
Meskipun pasar di desa itu tidak memiliki lilin beraroma yang dibutuhkan oleh protagonis wanita, pasar itu tampaknya memiliki segalanya, dari penanak nasi listrik hingga kosmetik yang diselundupkan dari Selatan.
Beberapa adegan di mana para ibu menjemput anak-anak mereka dari sekolah atau mengomeli anak-anak mereka agar mengerjakan PR digambarkan secara alami sehingga adegan-adegan itu dapat dimasukkan ke dalam cerita Korea Selatan mana pun.
Beberapa orang bertanya-tanya apakah adegan-adegan itu dapat membuat hati pemirsa luluh.
Sang penulis skenario, Park, dikenal karena menulis cerita dengan latar yang asing namun akhirnya dapat menarik perhatian penonton.
Misalnya, alien yang kekal adalah karakter utama dalam "My Love from the Star" dan "Legend of the Blue Sea" (2016-2017) yang berkisah seputar wanita yang merupakan putri duyung di Dinasti Joseon (1392-1910).
Namun, beberapa kritikus budaya mempertanyakan apakah kesuksesan yang serupa dapat ditemukan di "Crash Landing on You."
Kritikus drama Gong Hee-jeong berkata, “Sebuah kisah yang terjadi di dunia fantasi jauh berbeda dari kisah yang terjadi di tempat yang memang ada."
"Sepertinya [penulis] mencoba menggambarkan orang-orang di Utara tidak berbeda dengan kita, tetapi deskripsinya terlalu berlebihan dan itu membuat penonton tidak bisa hanyut dalam cerita," tambahnya.
Menanggapi kritik semacam itu, tim produksi Crash Landing on You merespon dengan berkata, "Kami mencoba menggambarkan desa Korea Utara sedekat mungkin dengan kenyataan berdasarkan penelitian menyeluruh."
Tim produksi menambahkan bahwa penulis terinspirasi dari kecelakaan yang terjadi pada 2008 di mana aktris Jung Yang mengendarai kapal di Incheon tetapi kemudian tersapu karena kondisi cuaca dan kapalnya hampir melintasi Garis Batas Utara.
Wawancara juga dilakukan secara lebih terperinci dengan pembelot Korea Utara yang dulu bekerja sebagai pejabat militer berpangkat tinggi, juga dengan para penyelundup dan orang-orang yang dulu belajar di Utara.
Penulis dan pembelot Korea Utara bernama Kwak Mun-an juga terlibat dalam produksi.
Baek Gyeong-yoon, seorang ahli dalam bahasa Korea Utara, juga diterjunkan untuk meninjau skripnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.